(KyuSo moment) You’re My Sunflower – Chapter 9 END [Sequel of “My Dandelion”]

YMS

Title: You’re My Sunflower : Eternally With You

Author : Vankyu (@bluavania)

Main Cast:

  • Cho Kyuhyun
  • Kim Mi So (OC)
  • Kim Heechul

Other Cast:

  • Cho Ahra
  • Song Jihye
  • Super Junior member

Genre : Romance, Comedy

Rating : General

Length : Chapter

Author note:

Aku yakin kalian pasti benci banget sama aku. MAAAAAAAAAAF!! Ternyata menjadi mahasiswa sama sekali gak mudah dan aku gak punya waktu buat menyelesaikan cerita ini. Tapi sekarang akhirnya kata” tamat” bisa terketik juga dan bisa posting 🙂

Pasti kalian udah nunggu lama banget sampe muak nunggu ending dari kisah Kyuhyun – Mi So – Heechul. Semoga cerita-cerita yang lalu masih diingat sama para reader semua.  Gak mau banyak omong, silahkan dinikmati akhir dari perjalanan cerita ini semoga memuaskan 🙂

 

Once again, Kyuhyun & Heechul belong to God, but this story is belong to me :)

Kalau ada kesamaan cast, jalan cerita, atau apapun.. Jangan salahin Vania, kan ini langsung terjun bebas dari pikiran author :)

 

Previous Chapter : Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 chapter 4 chapter 5a chapter 5b chapter 6 chapter 7 chapter 8

 

Buat yang belom baca My Dandelion, ayo buruan baca!!! hehehe

 

(KyuSo moment) My Dandelion

 

part 1 part 2 part 3 part 4 (END)

 

ENJOY!!

******************

PREVIOUS CHAPTER

Hal pertama yang kulakukan saat sampai di permukaan adalah memeriksa keadaan gadisku. Menarik nafas bukanlah hal yang penting kali ini. “YAH! APA YANG KAU LAKUKAN! APA KAU MAU MATI?!” teriakku frustasi saat Kim Mi So tidak membuka matanya. Sedetik kemudian aku menghela nafas lega saat gadis itu mulai terbatuk dan menghirup nafas. Kutarik Mi So ke dalam pelukanku.

Saat ini jantungku berdetak cepat tidak karuan. Lega sekali saat aku juga bisa merasakan detak jantung gadis ini seperti melodi indah di dalam rongga dadanya. Telunjuk kananku kini berada di dagu gadis itu. Dengan sekali gerakan, aku berhasil mengangkat wajahnya untuk menghadapku. Segala sumpah serapah tertahan di dalam hatiku saat melihat betapa rapuh keadaan Kim Mi So, membuat tangan kiriku semakin mengeratkan pelukanku di pinggangnya.

“Belum pernah aku merasa setakut ini. Satu detik yang lalu, kau hampir saja membuatku mati. Jantung ini hampir berhenti berdetak saat melihatmu menutup mata. Berapa kali harus kubilang, Kim Mi So, kau adalah hidupku. Di saat kau berhenti bernafas, detik itu juga duniaku terasa berhenti berputar,” bisikku pelan.

Perasaan yang bergemuruh dalam dadaku tidak dapat kulukiskan. Mataku kembali menatap teduh sosok malaikat rapuh di depanku. Aku kembali menatap wajah sempurna milik gadis di hadapanku. Kulit putihnya semakin berkilau karena terpantul sinar mentari senja, kontras dengan rambut hitam panjangnya yang tergerai indah. Ingin sekali rasanya telunjukku menelusuri wajah itu. Menelusuri dagunya yang lancip, bibirnya yang merah dan aku tidak akan bosan untuk menciumnya sepanjang hari. Belum lagi pipinya yang berhiaskan rona kemerahan, rona favoritku. Jangan lupakan mata coklat hazel miliknya yang binarnya mampu membuatku terhisap. Akan kupastikan bola mata indah tersebut hanya memandangku.

Begitu tidak adilnya Tuhan saat menciptakan sosok ini. Seperti semua keindahan di dunia hanya berkumpul di dalam satu manusia bernama Kim Mi So. Bagaikan ada matahari tersendiri dalam dirinya yang membuat diriku mengikuti kemanapun gadis ini melangkah.

Aku kembali membenamkan diriku ke dalam lekukan lehernya, menghirup aroma lavender yang menenangkan. Tidak peduli di manapun tempatnya. Saat bersama Kim Mi So aku merasa hidup kembali. Kutatap kedua bola mata indah milik gadis itu.

“Tetaplah bernafas, Kim Mi So. Aku menggantungkan hidupku di tanganmu.” Aku menunduk, menyatukan kening kami berdua. Hembusan nafas gadis itu menerpa bibirku. Betapa dekat jarak di antara kami. Saat ini bisa kupastikan waktu berhenti berdetak. Semua pergerakan terasa berhenti saat gadis ini berada di dekatku. Aku semakin mengeliminasi jarak di antara kami berdua…

“Haaatchi!” aku menarik mundur kepalaku saat gadis ini bersin tepat di wajahku.

“Aku kedinginan,” ucap Kim Mi So sambil mengusap hidungnya yang merah. Aku tersenyum dan mengelus puncak kepalanya.

“Ayo kita kembali ke pantai,” Dengan sekali gerakan aku menaikkan tubuh mungil gadis itu ke atas kayak. Tangan gadis itu tidak mau lepas dari genggamanku. Rasa takut masih tergambar di balik bola mata coklat hazel miliknya.

“Kemarilah,” ucapku sambil menarik tubuh Kim Mi So mendekat. Gadis itu menyenderkan punggungnya di dadaku.

“Jangan takut. Aku di sini.” Mi So kembali mengangguk kecil dan semakin mendekatkan tubuhnya ke arahku. Dalam diam, aku mengayuh perahu kecil ini kembali ke tepi pantai.

***************

*Kim Mi So POV*

 

Hatchii!” kembali aku mengusap hidungku. Udara malam ini terasa menggigit tulang, belum lagi angin yang sedari tadi berhembus kencang. Musim panas kali ini begitu dingin, atau tubuhku yang aneh?

Kembali aku memfokuskan mataku kepada psp yang berada di tanganku, tapi percuma saja. Rasa pusing di kepalaku kembali membuat tulisan K.O terpampang jelas di layar benda ini. “Aish!” Dengan frustasi kulempar benda kesayanganku itu ke atas meja.

“Jangan lampiaskan emosimu kepada benda itu. Aku tidak kuat melihat psp diperlakukan secara tidak adil,” sebuah suara terdengar berbisik di telingaku. Sontak aku memutar kepalaku dan wajah Kyuhyun kini berada beberapa senti di hadapanku. Sebuah seringai menghiasi wajahnya disertai dengan tatapan jahil.

Kenapa pria ini bisa bertingkah seakan tidak terjadi apa-apa? Sedangkan aku di sini kalang kabut untuk menyembunyikan betapa merahnya wajahku dan detak jantung yang berdebum semakin liar saat mengingat kejadian tadi sore.

“Aku tidak tahu kalau kau suka bermain psp. Sejak kapan?” tanya pria itu sambil duduk di sampingku dan mengambil benda yang kubanting tadi. Sejak kau pergi lima tahun yang lalu dan benda tersebut membuatmu seakan dekat denganku, batinku dalam hati.

Tapi tidak mungkin aku mengucapkan kalimat itu secara gamblang, sama saja aku menggali kuburku sendiri. “Kau tidak perlu tahu. Sini, kembalikan pspku!” ucapku sambil merebut psp dari tangan Kyuhyun. Tanpa menghiraukan keberadaan pria itu, aku kembali memainkan game tersebut.

Dari sudut mataku kulihat Kyuhyun yang penasaran dengan game ini semakin mendekatkan wajahnya untuk melihat lebih jelas. Sialnya, wajah pria itu terlampau dekat dengan wajahku. Bahkan jika aku memalingkan kepalaku sedikit, bibirku akan mendarat tepat di atas bibirnya. Aku mulai tidak fokus dengan permainan di tanganku. Oh Tuhan, godaan ini terlalu berat untukku. Aroma parfum dari bajunya tercium dengan jelas dan membuat kepalaku pening.

“HAHAHA!” Tawa Kyuhyun membuyarkan lamunanku. “Dasar bodoh, kau kalah dengan sangat mudah. Sepertinya kau memang tidak bakat dalam bermain psp,” ucapnya. Aku memalingkan wajahku ke arah layar psp yang memang tertulis K.O.

Aku mengerucutkan bibirku. Keberadaan pria ini mampu menyedot seluruh perhatianku, sampai-sampai aku sampai lupa caranya bermain psp. Pria ini memang harus dijauhkan dariku sebelum organ tubuhku yang lain mulai bekerja dengan tidak benar.

“Sudahlah, jangan cemberut seperti itu. Sini, aku ajari cara mengalahkan level ini.” Tanpa basa-basi Kyuhyun menarik tubuhku ke arah dadanya dan melingkarkan tangannya yang kokoh di tubuhku. Kedua tangannya memegang psp tepat di depan wajahku.

“YA! Apa yang kau lakukan? Menjauh  dariku!” Teriakku sambil menyikut rusuk pria itu.

“Diamlah dan berhenti menyikutku! Aku kan hanya ingin mengajarimu.”

“Memangnya tidak bisa dalam posisi lain? Kau ini sama saja memelukku dari belakang,” ucapku tidak mau kalah.

“Bagus kalau kau mengerti. Posisi seperti ini lebih menyenangkan, bukan? Berhentilah membohongi dirimu sendiri, aku tahu kalau kau nyaman berada di dalam pelukanku,” ucap Kyuhyun sambil melemparkan tatapan jahil dan seringai menyebalkan miliknya.

Aku diam tak berkutik. Pikiranku memang meraung-raung untuk lepas dari dekapan pria ini, tapi hati dan tubuhku telah bekerja sama untuk mengkhianatiku. Tanpa kusadari sentuhan pria ini menjadi semakin familiar dan membuatku nyaman.

“Lihat dan perhatikan baik-baik,” bisik pria itu tepat di telingaku membuat anak-anak rambut di leherku meremang. Ingin rasanya memukul wajah pria ini. Dasar bodoh! Bagaimana bisa aku memperhatikan benda sialan itu kalau jarak di antara kami berdua sangat dekat. Apa pria ini tidak sadar kalau aku mati-matian di sini berusaha untuk menormalkan kembali detak jantungku yang berdebum kencang supaya tidak terdengar telinganya? Mencoba melancarkan kembali peredaran darahku yang sepertinya berkumpul di pipiku dan membuat wajahku merona. Belum lagi nafasku yang tercekat karena diriku lupa bagaimana cara menarik nafas dengan benar. Apa pria ini benar-benar tidak sadar bahwa keberadaannya mengganggu sistem kerja tubuhku?

“Hei, Kyuhyun-ah! Berhenti bermesraan dengan Mi So dan bantu kami membakar daging!” teriak Siwon oppa dari jauh. Kyuhyun mendecakkan lidahnya dan menjauhkan badannya dariku.

“Arasso hyung!” teriaknya tidak kalah kencang. Pria itu memalingkan wajahnya kembali ke arahku.

Hattchi!” Aku kembali mengusap hidungku yang memerah. Jelas sudah bahwa bukan angin musim panas yang terasa dingin, tetapi memang aku yang terkena flu. Kyuhyun tersenyum jahil.

“Hanya orang bodoh yang bisa terkena flu pada musim panas,” ucapnya sambil melingkarkan jaket yang tadi dipakainya ke tubuhku. Pria itu mendekatkan wajahnya, “Maafkan aku atas kejadian tadi sore. Aku tidak tahu kalau kau tidak bisa berenang. Aku sadar, banyak hal tentangmu yang belum kuketahui. Bukalah sedikit dirimu Kim Mi So, agar aku bisa masuk ke dalam duniamu.” Pria itu mengacak pelan rambutku dan melemparkan senyum bersahabat sebelum meninggalkanku yang tertegun seperti orang bodoh.

 

*Author POV*

 

“Kau yakin tidak apa-apa? Melihat kondisimu yang semakin buruk, aku tidak bisa membiarkanmu terkena angin malam seperti ini,” ujar Jihye sambil melemparkan tatapan khawatir ke arah Mi So.

“Aku tidak apa-apa. Lagipula mana bisa aku meninggalkan kalian bersenang-senang tanpa diriku,” balas Mi So sambil tersenyum. Malam ini mereka mengadakan barbeque party di teras belakang penginapan. Kangin juga sudah membeli kembang api besar yang akan dibakar seusai makan malam. Tentu saja gadis itu tidak mau melewatkan acara tersebut dan berbaring sendirian di dalam kamar.

Jihye tahu benar karakter sahabatnya yang keras kepala. Mau dibujuk seperti apapun, Kim Mi So tidak akan merubah pikirannya. “Mi So! Duduklah di sampingku,” teriak Heechul sambil melambaikan tangannya.

“Oppa, kau tidak membantu yang lain membakar daging?” tanya Mi So sambil duduk di samping Heechul. Pria itu menggelengkan kepalanya.

“Itu hukuman mereka karena kalah bermain voli tadi. Oh iya, aku tidak melihatmu tadi sore. Apa yang kau lakukan?” tanya Heechul. Mi So mengalihkan matanya dari pria itu.

“A-Aku hanya bermain di laut,” ucapnya terbata sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal. Heechul memicingkan matanya curiga.

“Benarkah?” tanyanya. Mi So mengangguk dan melemparkan pandangannya ke arah laut. Heechul mendesah pelan. Terkadang pria ini merasa kalau gadis di sampingnya menjaga jarak dan menutup dirinya. Kapan gadis ini bisa membuka diri sepenuhnya?

“Hei, lihatlah. Bagaimana pendapatmu tentang Jihye dan Kibum oppa? Aku rasa mereka pasangan yang serasi. Lihat saja bagaimana cara Kibum oppa melihat Jihye, omo! Sangat menggelikan,” ucap Mi So sambil bergidik.

Heechul menyentil kening Mi So pelan. “Berhenti meributkan kisah cinta orang lain. Bagaimana dengan kisah kita sendiri?” gumam Heechul.  Rasa bersalah kembali menggelayut di hati gadis itu. Dia membenarkan perkataan Heechul dalam hati, untuk apa ia mengurusi kisah cinta pasangan lain sedangkan dirinya sedang terombang-ambing tidak jelas.

“Taraaaa, dagingnya sudah matang! Ayo kita makan!” teriak Sungmin sambil membawa dua piring penuh tumpukan daging dibantu dengan Siwon dan Kangin yang membawa makanan lainnya. Semuanya berteriak senang dan mulai duduk melingkar di meja.

Kursi di samping Mi So berderak dan seseorang duduk di atasnya. “Kau darimana?” tanya Mi So kepada Kyuhyun. Namja itu mengerucutkan bibirnya dan menatap Leeteuk dengan tatapan kesal.

“Leeteuk hyung memaksaku untuk membantu mereka membakar bara api. Aku tidak bisa menolaknya karena pria itu sangat menyeramkan,” ujar Kyuhyun. Mi So tertawa saat melihat Kyuhyun mengomel seperti anak kecil. Tiba-tiba mata gadis itu melihat sebuah noda hitam di pipi Kyuhyun. Tanpa sadar tangannya mengambil serbet di atas meja dan dengan pelan mengusap pipi pria itu.

Kyuhyun menatap Mi So tidak percaya. Seperti tersengat listrik, gadis itu dengan cepat menarik tangannya. “Ah, maafkan aku. Ada noda hitam di pipimu tadi,” ucap Mi So salah tingkah. Sebuah senyum lembut tercetak di bibir pria itu.

“Terima kasih,” ujar Kyuhyun sambil mengusap pelan rambut gadis itu.

Makan malam berjalan dengan riuh. Tidak ada kata hening kalau SJ sudah bergabung. Ada saja hal-hal aneh yang bisa mengundang tawa.

Tapi suasana ceria tersebut sepertinya tidak berpengaruh kepada dua laki-laki yang saling bertatapan dengan aura permusuhan yang sangat jelas terlihat. “Mi So. Makan ini, dagingnya enak sekali,” ucap Heechul sambil menaruh potongan daging di atas piring Kim Mi So.

“Jangan, lebih baik kau makan daging dariku. Aku yang membakarnya, jadi aku tahu mana yang lebih enak,” Kyuhyun tidak mau kalah dan melakukan hal yang sama. Mi So menepuk keningnya dan menggeleng tidak percaya atas tingkah laku dua pria di sampingnya yang sangat kekanakkan. Sekali-dua kali menyuapkan makanan ke mulut Mi So atau menaruh makanan di piringnya mungkin terkesan manis, tapi lama-lama kegiatan itu berubah menjadi sangat menyebalkan.

“Kalian berdua hentikan! Apa kalian mau membuatku sebesar gajah? Lihat piringku! Sudah sepenuh apa piringku karena makanan yang kalian sodorkan dari tadi?” Teriak gadis itu. Heechul dan Kyuhyun melirik ke arah piring Mi So dan meringis karena piring itu terisi dengan tumpukan makanan yang menggunung. Semua yang berada di meja itu menahan tawa karena tingkah bodoh ketiga orang tersebut.

Seusai makan malam, semuanya larut dalam acara dan kesenangan masing-masing. Ryeowook, Sungmin, dan Ahra sedang bertanding karaoke dan memperebutkan skor tertinggi. Sedangkan member SJ yang lain sedang bermain kartu dengan bedak yang tersedia di tengah mereka untuk dioleskan ke wajah orang yang kalah, atau ada juga yang sedang menikmati udara malam itu sembari melihat gulungan ombak di bawah penginapan seperti Jihye, Kibum, dan Siwon.

Mi So memilih untuk menyendiri karena kepalanya sakit tak tertahankan. Berkali-kali gadis itu memijit kepalanya yang berdenyut. “Dasar flu bodoh, membuatku tidak bisa menikmati liburan,” umpat Mi So.

Tiba-tiba sebuah tangan menyusup di bawah punggung dan lutut gadis itu. Mi So membuka matanya saat dia merasa bahwa tubuhnya terangkat menjauhi sofa. “Cho Kyuhyun, apa yang kau lakukan? Turunkan aku!” Teriak Mi So sambil memberontak dari gendongan pria itu. Kyuhyun tidak menggubrisnya dan membawa tubuh mungil gadisnya ke dalam penginapan.

“YA! Kau mau membawaku kemana?” tanya gadis itu sambil memukul pundak Kyuhyun.

“Diamlah dan berhenti memukulku. Aku membawamu masuk ke kamar. Sudah cukup kau di luar sana, aku tidak ingin sakitmu semakin parah,” Mi So merasa kedua pipinya memerah saat kata-kata itu mengalir keluar dari bibir Kyuhyun.

“Aku ingin melihat kembang api yang dibeli Kangin oppa. Kalau kau membawaku masuk, aku tidak akan bisa melihatnya,” ujar gadis itu keras kepala.

“Aku berjanji akan membakar kembang api raksasa saat aku melamarmu nanti. Kau tenang saja.” Tidak ada kata-kata apapun yang keluar dari bibir gadis itu, mungkin karena Mi So terlalu kaget untuk mendengar kalimat Kyuhyun barusan.

Kyuhyun menghentikan langkahnya di depan kamar Mi So. Gadis itu melihat Kyuhyun dengan tatapan tanya. “Kenapa kau melihatku? Cepat buka pintunya. Apa kau tidak tahu betapa berat dirimu.” Tentu saja pria itu bohong, bahkan dia tidak merasa apapun saat mengangkat tunangannya.

Kim Mi So memutar bola matanya dengan kesal, “Aku tidak pernah memintamu untuk menggendongku. Dan seingatku beberapa menit yang lalu ada seseorang yang menuangkan makanan tanpa ampun di piringku. Jadi jangan meledek tentang berat badanku,” ucapnya sambil mengerucutkan bibir.

Kyuhyun menyeringai dan menutup pintu dengan kakinya. Pria itu meletakkan Mi So di ranjang secara hati-hati, bagaikan tubuh gadis itu terbuat dari kaca yang mudah pecah. Kyuhyun mengernyitkan alisnya saat melihat sesuatu yang tidak beres. Senyumnya perlahan memudar saat kalung dandelion yang biasa melingkar di leher gadis itu kini tergantikan oleh kalung berbandul kotak harta karun.

“Kenapa kau tidak memakai kalung pemberianku?” tanya Kyuhyun. Mi So mengangkat wajahnya dan melihat perubahan raut wajah pria itu. Sekelebat pandangan kecewa tersirat dari balik bola mata hitam Cho Kyuhyun. Rasa bersalah langsung menghimpit gadis itu.

“Kalungmu… Hilang beberapa saat yang lalu saat aku menolong seorang anak kecil di taman,” ucapnya pelan. Kyuhyun menajamkan matanya dan dengan suara yang dingin, pria itu bertanya.

“Lalu, kalung yang kau pakai pemberian siapa?”

“Heechul oppa.” Gadis itu tidak berani menatap wajah Kyuhyun. Pria itu menghela nafas berat, entah mengapa tiba-tiba ada rasa tidak enak yang menghantam ulu hati Kyuhyun.

“Kenapa kau menghilangkannya?” desis Kyuhyun.

“Aku tidak sengaja, kalung itu tiba-tiba tidak berada di leherku-”

“Dan kau dengan mudahnya mengganti kalung pemberianku dengan kalung pemberian dari Heechul?” Teriak Kyuhyun. Mi So membulatkan matanya, pria di depannya baru saja membentaknya dengan nada suara tinggi yang tidak pernah dia dengar sebelumnya.

“Kenapa kau membentakku?” tanya gadis itu dengan nada suara tak kalah tinggi.

“Karena kau menghilangkan hatiku Kim Mi So! Detik saat aku memberikan kalung itu, saat itu juga aku menitipkan hatiku padamu. Dan kau menghilangkan kalung itu dengan rasa tidak bersalah, bahkan kau mengganti kalung itu dengan pemberian Heechul. Sama saja artinya bahwa keberadaanku tidak penting lagi untukmu dan posisiku digantikan oleh orang lain!” Teriak Kyuhyun.

Aliran darah gadis itu berdesir dengan cepat. Kata-kata Kyuhyun barusan membuat tingkat emosinya berada di titik tertinggi. “Aku merasa bersalah, sangat bersalah saat menghilangkan kalung itu. Kau tidak tahu kan kalau aku mencari kalung itu hingga malam? Dan maafkan aku jika ternyata kalung itu mempunyai makna yang dalam untukmu karena kau tidak pernah mengatakan apa-apa kepadaku!” Mi So memalingkan wajahnya dari Kyuhyun dan menahan airmatanya untuk tidak tumpah.

Dia tidak suka dengan situasi seperti ini. Dia tidak suka Kyuhyun berteriak kepadanya dan menuduhnya dengan sembarangan. Kalung itu mempunyai arti yang tidak kalah penting untuk gadis itu. Kyuhyun tidak akan paham perasaannya ketika kalung itu hilang, seperti separuh hidupnya terenggut begitu saja.

Di sisi lain, Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi. Akhirnya jelas kenapa gadis itu bersikap menolak dirinya selama ini. Semua karena gadis ini tidak pernah mendengar pengakuan langsung yang keluar dari bibirnya.

Kyuhyun mencengkeram pundak gadis itu dan menyebabkan ringisan pelan keluar dari bibir Kim Mi So. “Lihat aku Mi So… Kenapa kau melakukan ini padaku? Apa semua perlakuanku selama ini tidak cukup untuk menunjukkan perasaanku kepadamu? Apa kau begitu buta sampai kau tidak pernah menyadari bagaimana tatapanku saat melihat matamu? Apa kau begitu tuli sampai-sampai tidak bisa mendengar detak jantungku yang berdebar gila saat kau berada di dekatku? Apa aku harus berteriak kepada seluruh dunia?” Kyuhyun menatap Mi So dengan tatapan marah namun sarat dengan putus asa. Mata hitamnya kini berkilat, mengunci bola mata gadis itu.

“AKU MENCINTAIMU KIM MI SO! SANGAT MENCINTAIMU! Apa kau puas mendengar kalimat bodoh itu?” Teriak Kyuhyun penuh emosi.

Hati gadis itu bagai tertohok. Mi So memejamkan matanya dan setetes airmata yang ditahan sedari tadi luruh begitu saja di pipinya.

“Kau tidak perlu berteriak. Aku hanya ingin mendengar kata-kata itu dari bibirmu walaupun hanya berbisik, tapi selama ini kau tidak pernah mengatakannya. Satu kalipun tidak pernah. Aku menunggu, menunggu, dan menunggu seperti orang bodoh. Sekarang disaat kau mengucapkan kata-kata itu, hatiku malah terkoyak. Kalimat bodoh katamu? Apakah mencintaiku juga hal terbodoh yang pernah kau lakukan?” isak gadis itu pelan.

Kyuhyun memejamkan matanya dan melepaskan cengkeraman di pundak Mi So. Pria itu melangkah mundur menjauhi tunangannya yang terisak. Bola mata hitam miliknya menatap Mi So dengan tatapan sakit, marah, dan menyesal. Dia tahu, seharusnya amarahnya tidak menyelubungi dirinya seperti ini dan mengucapkan kalimat menyakitkan seperti itu. Pria itu marah terhadap dirinya sendiri karena membuat gadis yang dicintainya menangis. Tapi pria itu tidak kuasa mengontrolnya, seakan emosinya meledak seperti bom waktu. Dan dia tahu kata-kata yang akan keluar dari mulutnya akan menyakiti gadis di hadapannya dengan luar biasa.

“Aku lelah, Kim Mi So. Sangat lelah. Kenapa kau lebih mementingkan mendengar kata-kata itu daripada menyadari perlakuanku kepadamu? Kau adalah hidupku, tidak pernah terbayang sedikitpun dalam hidupku untuk membiarkanmu pergi dari sisiku. Tapi… aku lelah jika hanya aku yang mempunyai cinta sebesar ini untukmu tanpa ada balasan. Aku juga manusia, Kim Mi So. Jika ini memang yang terbaik, sesulit apapun keputusan ini, biarkan aku yang melangkah pergi dari hidupmu. Kau tidak perlu memilih dan bahagialah bersama orang yang lebih pantas bersamamu.” Dengan kalimat terakhir itu Kyuhyun berjalan pergi keluar dari pintu.

Kim Mi So tidak dapat memproses apa yang baru saja terjadi. Sepertinya baru tadi pagi liburan ini berjalan dengan menyenangkan, tapi kenapa sekarang malah menyakitkan seperti ini? Airmatanya semakin deras mengalir saat dia menyadari kata-kata Kyuhyun barusan. Semua telah berakhir dan kini Kyuhyun pergi meninggalkan dirinya terisak sendirian.

Dari balik pintu, Kyuhyun mendengar isak tangis Kim Mi So dengan sangat jelas. Tubuhnya merosot begitu saja di lantai, seolah kakinya sudah tidak kuat untuk menahan berat badannya. Pagi ini semuanya berjalan lancar, bahkan sore tadi dirinya dan Kim Mi So menghabiskan waktu berdua. Tetapi kenapa semuanya berakhir seperti ini?

Kyuhyun memejamkan matanya. Sebulir airmata mengalir di pipinya. Seorang Cho Kyuhyun menangis karena memilih pergi dari Kim Mi So. Tidak pernah terbersit di kepalanya kalau rasa sakitnya seperti ini. Sakit seakan-akan bisa membunuhnya secara perlahan. Kyuhyun meremas dadanya yang serasa ditusuk ribuan jarum. Dia tidak tahu apakah bisa melanjutkan hidupnya atau tidak. Karena mati rasanya mungkin tidak sesakit ini.

DUAR! Bunyi kembang api di luar sana bagaikan meredam isak tangis kedua manusia malam itu.

 

**********

Setiap tarikan nafasku

Setiap detak yang bertalu di dadaku

Aku tahu… Aku tahu bahwa aku masih mencintaimu

 

*Kim Mi So POV*

 

Aku menatap wajahku di kaca. Berantakan, sangat berantakan ditambah kedua mataku yang membengkak. Bagaimana aku menjalani hari ini? Bagaimana menghadapi pria itu? Sedangkan pertahanan diriku belum cukup kuat untuk menahan sakit setiap aku menatap matanya. Dengan satu helai nafas panjang, aku pun memberanikan diri untuk keluar dari kamar.

Ruang tamu terlihat kosong dan sepertinya tidak ada siapapun di dalam penginapan. Aku melangkah menuju dapur dan melihat Jihye yang sedang menyiapkan makanan. Itu lebih baik daripada bertemu dengan Kyuhyun. “Song Jihye,” panggilku lirih.

“Selamat siang Mi So, kau sudah bang… ASTAGA! APA YANG TERJADI DENGANMU?!!” teriak Jihye setelah dia mengangkat wajahnya dan melihatku. Aku hanya berdiri tanpa ekspresi. Sahabatku tersebut berlari ke arahku dan memeluk tubuhku.

“Kau kenapa? Kau terlihat… berantakan. Apa sakitmu tambah parah?” ujarnya sambil memeriksa sekujur tubuhku. Perlahan, kutepis tangannya dan tersenyum kecil.

“Aku baik-baik saja, Jihye-ah.” Dengan langkah gontai aku menuju lemari es dan meneguk segelas air dingin. Mungkin saja bisa mendinginkan kepalaku dan membuatku lebih baik.

“Kau tidak baik-baik saja. Duduk dan jawab pertanyaanku. Apa kau sakit?” tanya gadis itu setelah merebut gelasku dan mendudukanku secara paksa di atas kursi.

“Jawab aku Kim Mi So. Apa kau sakit?” tanyanya sekali lagi sambil menatapku dengan kedua bola mata besarnya.

“Iya. Hatiku sakit Jihye-ah,” ucapku. Gadis itu menggembungkan pipinya dan menyentil keningku.

“Aku tidak bercanda. Apa kau menangis semalam? Matamu terlihat sembab,” jari telunjuk Jihye menyentuh kelopak mataku.

Lebih baik sahabatku ini tidak tahu tentang kejadian tadi malam. Biar aku dan pria bodoh itu yang mengetahuinya. “Aku baik-baik saja dan aku lapar. Apa yang sedang kau buat?” tanyaku mengalihkan pembicaraan.

“Oh iya, hampir saja lupa! Aku sedang membuat makan siang untuk oppadeul. Mereka sedang main bola, kau mau ikut?” tanyanya sambil menaruh makanan di dalam kotak. Aku mengangguk dan membantunya.

Tak lama kemudian kami sudah berada di lapangan belakang. Ternyata benar, SJ oppa sedang bermain bola. Ahra unnie juga sedang berteriak mendukung mereka dari pinggir lapangan.

“Kenapa kau melamun? Ayo cepat kita kesana,” ujar Jihye sambil menarik tanganku. Aku duduk di tengah-tengah Ahra unnie dan Jihye. Sepertinya pertandingan bola sedang berlangsung seru.

“Kyuhyun-ah, terima ini,” teriak Kibum oppa sambil mengoper bola ke arah pria itu. Aku mengutuk penglihatanku yang tidak bisa berpaling dari Cho Kyuhyun. Sesakit apapun hati ini setiap melihat dirinya, mataku akan terus tertuju pada satu objek tersebut.

Kyuhyun menerima bola dari Kibum oppa dengan dadanya dan menggiringnya. Tanpa sadar bibirku membentuk sebuah senyuman. Sejak zaman sekolah, melihat Kyuhyun bermain bola adalah hal favoritku. Aku selalu suka ekspresi dirinya saat berusaha melewati pemain lawan satu-persatu.

Kakinya bergerak lincah dan tanpa beban. Badannya menghindari serangan lawan yang mencoba merebut bola darinya. Terus berlari dan tidak membiarkan seorang pun menghentikan pergerakkannya. Belum lagi senyum puas dan teriakan bahagia saat dirinya berhasil melesakkan bola ke dalam gawang. Aku kembali terbius, sepuluh orang lain di lapangan itu seakan tidak terlihat oleh mataku.

Pria itu memiliki aura khas saat bermain bola, seperti ada cahaya yang melingkupinya. Cahaya yang indah, menyilaukan tapi begitu memukau. Cho Kyuhyun memang dilahirkan untuk menjadi superstar dalam bermain sepak bola, dan aku terlahir untuk mengaguminya.

Setetes airmataku jatuh tanpa aku sadari. Perasaan berdebar itu datang kembali, mengetuk rongga dadaku dengan kecepatan luar biasa. Rasa hangat yang menyenangkan mengalir di setiap inchi tubuhku. Aku ingat perasaan ini. Perasaan yang selama lima tahun lebih terpendam di sudut hatiku dan berusaha untuk kuhilangkan. Cinta. Aku jatuh cinta lagi dengan pria ini. Tidak, mungkin selama ini aku masih mencintainya, namun ego dan harga diriku membutakan segalanya.

Dasar bodoh kau Kim Mi So. Cho Kyuhyun memang satu-satunya pria yang kucintai. Tapi kini semuanya terlambat. Bukankah pria itu sudah memilih untuk pergi dariku? Aku mengusap airmata yang mengalir di pipiku. Aku tidak boleh terlihat lemah.

“Ayo istirahat. Perutku sudah keroncongan!” teriak Shindong oppa sambil berlari ke arahku, Jihye, dan Ahra unnie. Selama beberapa detik aku beradu pandang dengan Kyuhyun, namun untuk yang pertama kalinya pria itu memalingkan wajahnya. Memang samar, tapi aku melihat kelopak matanya yang sedikit membengkak dan matanya yang merah. Apa pria itu tidak tidur semalaman? Apa Kyuhyun juga menangis sepertiku? Sepertinya pria itu tidak terlihat lebih baik dariku. Sekali lagi ada rasa menyakitkan dalam dadaku. Aku menunduk dan meremas bajuku. Aku tidak boleh menangis. Tidak di sini.

Semuanya membentuk lingkaran dan makan bersama-sama. “Kau tidak makan?” tanya Jihye. Aku menggelengkan kepala.

“Nanti saja, aku tidak lapar.” Kibum oppa menatapku dan menatap Kyuhyun secara bergantian. Kakakku memang mempunyai naluri yang tajam. Sepertinya dia tahu ada masalah antara aku dengan pria setan itu.

“Aku permisi sebentar, ada telepon yang harus kujawab,” ujar Kyuhyun tiba-tiba sambil beranjak pergi menjauhi kami. Aku menghela nafas, apakah dia pura-pura menerima telepon supaya menghindar dariku?

Kurasakan tepukan halus di pundakku. Aku berbalik dan mendapati Heechul oppa sedang menatapku. “Kau bisa ikut denganku? Ada yang ingin aku bicarakan.” Aku mengangguk dan mengikuti langkah Heechul oppa ke arah pantai.

 

**********

 

Biarkanlah aku menangis untuk yang terakhir kali

Sebelum aku meninggalkan semuanya

Dan beranjak pergi

*Author POV*

 

Mi So dan Heechul berjalan dalam diam. Sesekali gadis itu mencuri pandang ke arah Heechul yang tidak menunjukkan ekspresi apapun di wajahnya. Mau tidak mau keadaan ini membuat jantung Mi So berdegup panik. Apa sebenarnya yang ingin dibicarakan pria itu?

Heechul menghentikan langkahnya di depan sebuah pohon yang sudah rubuh. “Duduklah,” ucapnya sambil menepuk pohon itu. Mi So mengikuti perintah Heechul dan duduk di sampingnya.

Keheningan kembali muncul selama beberapa saat. Tidak ada yang membuka suara sedikitpun. Heechul memandang laut dengan tatapan yang tidak bisa dilukiskan dan Mi So menunduk sambil memainkan jarinya, bertanya-tanya apa yang sebenarnya mereka lakukan di sini.

“Kim Mi So,” panggil pria itu pelan. “Apa kau tahu alasanku menculikmu saat ini?” ucapnya sambil tetap memandang laut. Gadis itu mengangguk.

“Sepertinya aku tahu. Apa tentang keputusanku untuk memilih antara kau atau Kyuhyun?” ujar Mi So sambil tersenyum getir saat menyebutkan nama Kyuhyun.

Heechul menghela nafas dan tersenyum. “Ya, memang itu alasanku memanggilmu ke sini.”

“Aku sudah menentukan pilihanku oppa,” ujar Mi So.

“Sayangnya, aku tidak ingin mendengar jawaban darimu. Bahkan aku tidak ingin membuatmu memilih,” ucap Heechul memotong perkataan gadis itu. Mi So mengerutkan keningnya dan memalingkan wajahnya ke arah Heechul.

“Maksudmu?” tanya Mi So bingung.

Heechul menarik nafas panjang dan menunduk. “Aku tidak ingin mendengar jawaban darimu karena aku tahu bahwa yang akan kau katakan akan menyakiti hatiku. Dua tahun ini aku mengenalmu. Seorang gadis ceria dan pemberontak. Jangan lupakan aksi jahilmu yang membuat semua orang kelabakan. Kau seperti versi perempuan diriku. Yeoja setan kesayangan kami semua,” ucap Heechul sambil tersenyum lembut ke arah Mi So.

“Mungkin kesamaan ini yang membuat aku jatuh cinta kepadamu. Setahun setelah perkenalan kita, dengan banyak cara yang kulalui akhirnya aku berhasil menjadi pacarmu. Kau tidak tahu betapa bahagianya aku saat itu. Walaupun aku tahu, jauh di dalam lubuk hatimu masih ada seseorang yang membayangimu. Disaat aku berpikir bahwa hubungan kita berjalan lancar, takdir datang mempermainkan kita. Kau bertemu kembali dengan pria itu, bahkan kalian dijodohkan dan melangsungkan pertunangan di belakangku.” Heechul tersenyum getir.

“Dengan segala harga diri yang aku miliki, aku menyetujui usul gila pria itu untuk bertanding secara sehat demi mendapatkanmu. Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa di hatimu masih ada sedikit tempat untukku. Tapi semuanya salah. Hal yang paling kutakutkan selama ini terjadi. Ternyata hatimu tidak akan dan tidak pernah menjadi milikku. Cho Kyuhyun adalah orang yang menempati hatimu dari dulu, sekarang, sampai nanti. Hanya kau yang terlalu naif untuk mengakuinya.”

Mi So mendengar perkataan Heechul satu-persatu. Hatinya seakan diremas, semua yang keluar dari bibir pria itu memang benar. “Heechul oppa, maafkan aku.”

“Kau tidak perlu meminta maaf Kim Mi So. Tidak ada yang salah dalam mencintai. Aku hanya tidak ingin kau membuat kesalahan yang akan kau sesali seumur hidup. Karena itu, aku tidak ingin membuatmu memilih. Dari awal memang tidak ada pilihan, karena hatimu seutuhnya hanya milik Kyuhyun. Aku mengakui kekalahanku, Kim Mi So.” Pria itu mengambil sesuatu dari kantongnya.

“Dan sekarang, lepaskan kalung pemberian dariku,” ucap Heechul.

“Kenapa aku harus melepaskannya?” tanya Mi So sambil mencengkeram kalung itu. Dengan perlahan gadis itu melepaskan kalung berbandul kotak harta karun tersebut.

“Karena kau lebih pantas memakai ini.” Heechul membuka genggaman tangannya. Mata Mi So membulat sempurna saat melihat kalung dandelion miliknya berada di tangan Heechul. Pria itu memakaikan kalung tersebut di leher Mi So.

dandelion

“Maafkan aku sudah menyembunyikan kalung ini darimu. Karena aku kira kau bisa melepas bayangan pria itu dan menggantikannya dengan sosok diriku. Tapi ternyata aku salah, dengan atau tanpa kalung itu, aku tetap tidak bisa merebut cintamu. Dan aku tidak menyangka, perbuatanku yang egois ini menyebabkan kalian bertengkar.”

“Kau… Kau mendengar pertengkaran kami?” tanya Mi So kaget

“Kemarin malam aku takut sakitmu semakin parah dan memutuskan untuk pergi ke kamarmu. Sebelum aku membuka pintu, aku malah mendengar kalian bertangkar. Untuk kali ini aku setuju dengan Kyuhyun. Aku ini laki-laki Kim Mi So. Aku tahu bahwa perlakuan Kyuhyun kepadamu sudah menunjukkan betapa besar cintanya, mungkin lebih besar daripada perasaanku kepadamu. Itulah salah satu alasan aku rela melepasmu. Aku hanya tidak ingin kau membuat keputusan yang bisa kau sesali seumur hidup. Kau mencintainya, aku tahu itu. Setidaknya jujurlah kepada dirinya dan dia pasti memaafkanmu.”

Gadis itu menggigit bibir bawahnya, “Benarkah, oppa?”

“Iya. Percaya padaku. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Karena kesempatan tidak datang dua kali. Kejar dia dan bicarakan baik-baik. Aku adalah orang pertama yang akan memarahimu jika kalian tidak bisa bersama,” canda Heechul sambil menyentil kening Mi So. Gadis itu tersenyum dan memeluk Heechul.

“Terima kasih oppa untuk semuanya. Terima kasih karena kau sudah mencintaiku dengan begitu besar. Terima kasih karena kau sudah menyadarkanku untuk siapa hatiku berpihak. Kau tetap kakak terbaik yang aku miliki setelah Kibum oppa.” Heechul tersenyum dan memeluk kembali tubuh mungil gadis itu.

“Sudahlah. Sekarang hampiri Kyuhyun. Katakan yang sesungguhnya. Dan pukul dia untukku, tanda kekesalanku karena dia berhasil menang,” ujar Heechul sambil mengacak rambut Mi So.

“Tenang saja, akan kusampaikan pukulanmu dengan senang hati,” ucap Mi So sambil berlari  meninggalkan Heechul.

Pria itu tersenyum. Perlahan tangannya memegang dada yang berdenyut sakit. Airmatanya jatuh mengalir deras membasahi pipi. Airmata yang sekuat tenaga ditahan agar tidak tumpah di depan gadisnya.

Heechul menggenggam kalung pemberiannya untuk Mi So. Bandul berbentuk kotak harta karun yang hanya bisa dibuka dengan bandul kunci milik Heechul. Pria itu membuka bandul kalung Mi So secara perlahan dan terlihatlah benda kecil yang selama ini tersembunyi di dalam kotak itu. Sebuah cincin sederhana yang ia persiapkan untuk melamar Mi So saat makan malam. Namun dirinya tidak pernah bisa menyerahkan cincin itu karena pertunangan Kyuhyun dan Mi So terbongkar tepat sebelum Heechul melamar gadis itu.

Mungkin takdir memperlakukan dirinya dengan kejam sekarang. Tapi dia tahu, semuanya terjadi demi kebahagiaan banyak orang. Pria itu tetap tersenyum dalam tangis, karena dia tahu senyum ketika kita melepas kebahagiaan orang yang kita cintai adalah senyum terindah yang kita miliki. Cinta tidak egois dan cinta tidak bisa dipaksakan. Kebahagiaan Mi So tidak datang dari dirinya, jadi untuk apa menahannya? Waktu akan menyembuhkan segalanya. Dirinya bisa berdiri kuat karena kehidupan akan terus berjalan. Biarkanlah kali ini dia menangis. Menangis untuk yang terakhir kali sebelum melepas semuanya.

 

************

*Kim Mi So POV*

 

Aku berlari ke arah penginapan. Heechul oppa benar, aku tidak boleh bersembunyi seperti ini. Aku harus mengatakan yang sebenarnya kepada Kyuhyun. Nafasku sudah hampir habis saat aku sampai di pintu penginapan. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan. Nihil.

Aku berlari ke arah dapur, ruang makan, ruang tamu, tapi tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan Kyuhyun. Aku memutuskan untuk ke kolam renang, mungin Kyuhyun berada di sana.

Namun sama, tidak ada siapapun di kolam renang. Kemana perginya pria itu? “Mi So, Akhirnya aku menemukanmu! Ada yang harus kau ketahui,” ujar Kibum oppa yang datang dari dalam penginapan.

“Tunggu dulu oppa. Ada hal penting yang harus kuselesaikan terlebih dahulu. Apa kau melihat Kyuhyun? Aku tidak bisa menemukannya dari tadi.” Aku kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling.

“Maka dari itu kau harus mendengarku. Kyuhyun dan Ahra sudah tidak ada di sini.” Aku memalingkan wajahku ke arah Kibum oppa dan menatapnya bingung.

“Maksudmu?” Entah mengapa jantungku mulai berdetak tidak karuan. Kenapa perasaanku jadi tidak enak begini? Kulihat Kibum oppa menarik nafasnya dan menghela dengan berat.

“Mereka kembali ke Seoul dan mungkin kau tidak akan bisa melihat mereka dalam waktu yang lama.” Aku belum memahami sepenuhnya perkataan kakakku tersebut, tapi entah mengapa semua hal ini sepertinya tidak menyenangkan.

“Tadi ada yang menjemput mereka berdua. Ayah Kyuhyun sedang berada di Amerika untuk menyelesaikan proyek penting dan pagi tadi beliau terkena serangan jantung, sekarang masih dalam keadaan koma. Sepertinya Kyuhyun dan Ahra akan terbang ke New York secepatnya.”

Seperti tersambar petir, kalimat tadi meruntuhkan pertahanan diriku. Kyuhyun akan berangkat ke New York? Meninggalkanku seperti lima tahun yang lalu? Kenapa semuanya selalu berakhir seperti ini? Aku pun jatuh terduduk di lantai.

“Apa salahku, oppa? Pria itu selalu saja meninggalkanku seperti ini. Bahkan aku belum sempat mengatakan bahwa aku mencintainya. Aku tidak ingin kejadian lima tahun yang lalu terulang kembali. Aku tidak ingin menjalani hari-hariku dengan penyesalan yang sama!” Kibum oppa berlutut dan memelukku. Tangannya mengelus punggungku dengan lembut.

“Ayolah, jangan seperti ini. Aku tahu kau tidak selemah ini Kim Mi So. Lagipula, siapa bilang kau tidak akan sempat mengatakan kepada Kyuhyun bahwa kau mencintainya?” Aku menaikkan wajahku dan menatap Kibum oppa bingung.

“Maksudmu?” Tiba-tiba sebuah senyum jahil tercetak di wajah tampan kakakku.

“Kita kejar dia ke Seoul. Aku sudah mengirim pesan kepada Ahra untuk tidak langsung pergi ke bandara. Masih ada waktu untuk kau mengatakan perasaanmu yang sebenarnya,” ucap Kibum oppa sambil menunjukkan kunci mobil yang entah darimana bisa ia dapatkan.

Aku memeluk tubuh kakakku dengan erat. “Terima kasih, oppa. Kau memang kakak terbaik yang aku punya!”

“Arasseo. Ayo berdiri, kita tidak punya banyak waktu.” Kibum oppa menarik tanganku dan membantuku berdiri. Kami berdua berlari ke arah mobil. Aku tidak akan membuang waktu lagi.

“Kim Mi So! Semoga beruntung! Aku akan mendoakanmu dari sini. Jangan lupa kabari aku secepatnya. Aku butuh cerita lengkap tentang kelanjutan drama korea kalian!” teriak Jihye sambil melambaikan tangan.

“Hei, yeoja setan! Selamat mengejar cintamu!” teriak member SJ yang lain sambil ikut melambaikan tangan. Aku melihat sosok Heechul oppa di antara mereka. Namja itu menyeringai dan menaikkan jempolnya.

“Terima kasih semuanya!” teriakku sambil melambaikan tangan.

“Kau sudah siap?” tanya Kibum oppa sambil menyalakan mesin mobil. Aku menghela nafas dan mengangguk.

“Aku sudah siap dan kelanjutan kisahku bergantung di tanganmu, oppa!” Kibum oppa mengeluarkan seringai yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.

“Kau tenang saja. Bukan hanya Kyuhyun yang bisa menyetir di atas kecepatan rata-rata. Jangan lupa pegangan karena perjalanan ini tidak akan mudah.” Aku menjerit pelan saat Kibum oppa menginjak gas dengan tiba-tiba dan melesat cepat.

“Aku tidak menyangka kau mempunyai sisi pembalap seperti ini. Sepertinya Jihye harus melihatmu sekarang oppa karena kau terlihat tampan,” ledekku sambil mengeluarkan ponsel dan memotret Kibum oppa dari samping. Kibum oppa hanya tersenyum dan kembali memfokuskan pandangannya ke arah jalan raya.

Aku mengedarkan pandanganku ke luar jendela. Tuhan, semoga kau masih mengizinkanku untuk memperbaiki semuanya. Aku tidak ingin mengulang kesalahaanku yang dulu. Beri aku kesempatan sekali lagi untuk bertemu dengan pria setan itu. Aku memejamkan mataku dan meremas kalung dandelion yang kini melingkar kembali di leherku.

 

**************

 

*Cho Kyuhyun POV*

 

Aku mengepak pakaianku ke dalam koper dengan gerakan yang sangat lambat. Entah kenapa Ahra noona membuat kami kembali ke rumah terlebih dahulu daripada langsung ke bandara. Mataku berhenti pada laci lemari. Tanganku mulai menjauhi tumpukan baju dan mengambil kunci yang ada di kantong celanaku.

Dengan perlahan aku memasukkan kunci tersebut dan memutarnya. Wajah gadis itu adalah pemandangan pertama yang kulihat saat membuka laci itu. Sebuah senyum kecil tanpa sadar tercetak di bibirku. Reaksi yang sama setiap kali diriku berada di dekatnya.

Aku mengambil foto itu. Kim Mi So adalah objek favorit kameraku. Entah berapa ratus foto yang kuabadikan dan bermodelkan gadis ini. Waktu sekolah dulu, aku selalu menggodanya. Ekspresi kesal gadis itu adalah yang terbaik. Aku tidak tahu sejak kapan Kim Mi So berhasil mencuri perhatianku. Mungkin sejak awal aku melihatnya berjalan dan memperkenalkan diri di depan kelas.

Senyum di wajahku berubah menjadi senyum getir. Aku tidak tahu apa yang membuat diriku kemarin malam mengambil keputusan untuk pergi dari kehidupannya. Yang kutahu, selama ini alasanku untuk hidup adalah gadis itu. Dalam hati kecilku, aku membenarkan perkataan gadis itu kemarin malam. Aku tidak pernah mengatakan perasaanku yang sebenarnya. Aku tidak peka dan tidak menyadari bahwa kata-kata itu sangat penting untuknya. Tapi ego dan harga diriku membuatku tidak bisa mengeluarkan kata maaf, bahkan tadi siang aku tidak bisa menatap wajahnya.

Aku menghela nafas pelan, mungkin dengan keberangkatanku ke New York akan membuat semuanya menjadi lebih mudah. Setidaknya Mi So bisa menjalani kehidupannya tanpa aku dan bahagia bersama Kim Heechul.

Tok tok! Ketukan di pintu membuyarkan lamunanku dan dengan cepat aku menaruh foto itu ke dalam kantong celana dan mengunci kembali laci tersebut.

Tumben sekali kakakku mengetuk pintu. Biasanya dia langsung masuk tanpa malu-malu dan mengacak seisi kamarku. “Masuk saja Ahra noona. Pintunya tidak dikunci,” teriakku.

Deg! Jantungku hampir saja berhenti saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu kamarku. “Kyuhyun-ah, bolehkah aku masuk?”

 

*Author POV*

 

Pria itu berusaha mengontrol raut wajahnya dan mengangguk. Dengan perlahan Kim Mi So berjalan menghampiri Kyuhyun. Jantung kedua manusia tersebut hampir berdetak dengan kecepatan yang sama.

“Kenapa… Kau berada di sini?” tanya Kyuhyun dengan suara bergetar. Sekuat tenaga ia mengepalkan tangannya agar tidak berlari dan memeluk gadis itu dengan sangat erat. Mi So menggigit bibir bawahnya.

“Aku… Aku hanya ingin memperbaiki kesalahanku di masa lalu,” ucap gadis itu dengan suara yang tidak jauh berbeda dari Kyuhyun. Langkah kaki Mi So berhenti tepat di depan pria itu yang masih mempertahankan raut wajahnya yang tidak terbaca.

Dengan tarikan nafas panjang, gadis itu melanjutkan kata-katanya. ”Aku tidak ingin kembali hidup dalam bayang-bayang penyesalan seperti lima tahun yang lalu. Aku tahu kau akan kembali meninggalkanku, tapi satu hal yang harus kupastikan. Sebelum kau benar-benar pergi dari kehidupanku, aku hanya ingin kau tahu perasaanku yang sebenarnya. Aku… Aku mencintaimu Cho Kyuhyun. Aku masih dan akan selalu mencintaimu.” Mi So menatap bola mata hitam Kyuhyun dengan penuh ketulusan.

“Aku tahu betapa bodohnya diriku. Aku terlalu terobsesi dengan kata-kata cinta dan tidak pernah menyadari betapa besar kasih sayang yang kau tunjukkan kepadaku. Jika sekarang kau memutuskan untuk membenciku, aku tidak akan melarangmu. Jika sekarang kau ingin pergi dari kehidupanku dan tidak ingin melihatku lagi, aku tidak akan menahanmu. Aku hanya ingin jujur dengan perasaanku dan aku hanya ingin kau tahu. Bahwa aku… mencintaimu sebesar kau mencintaiku,” gadis itu kembali meneteskan airmatanya entah untuk yang keberapa kali. Namun kali ini rasa lega yang menyenangkan melingkupi dadanya.

Tidak ada yang mengeluarkan suara, sampai akhirnya tangan Kyuhyun terjulur begitu saja menarik tubuh mungil gadis itu, mengurungnya di dalam hangat dekapan pria itu. Kali ini Kim Mi So tidak menangis sendirian. Tanpa disadari, airmata Kyuhyun telah jatuh dengan sendirinya. Pria itu memejamkan matanya dan menghirup aroma shampoo dari rambut gadis di pelukannya. Rasanya seperti hidup kembali.

“Dasar bodoh. Kau berhasil membuat namja setan sepertiku menangis dua kali dalam waktu kurang dari sehari. Hanya kau wanita yang mampu membuatku seperti ini.” Kyuhyun melepas pelukannya dan menatap Mi So.

“Beranjak pergi dari kehidupanmu adalah pilihan terburuk yang pernah kuambil. Sama saja dengan membunuh diriku sendiri. Dan aku tidak akan melakukannya dua kali. Karena aku begitu mencintaimu sampai-sampai tidak bisa melepaskanmu. Malam di saat aku meninggalkanmu menangis sendirian adalah malam terburuk sepanjang hidupku. Kau tidak pernah menyadari betapa besar pengaruh dirimu terhadapku,” ucap Kyuhyun sambil menghapus airmata gadis itu.

Mi So kembali memeluk pria itu. “Aku tidak pernah tahu, kalau pelukanmu bisa sehangat dan senyaman ini. Rasanya aku tidak ingin membiarkanmu pergi ke New York. Apakah aku egois?”

Kyuhyun tersenyum dan mengelus rambut gadis itu. “Tidak. Sama sekali tidak. Aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Bahkan aku tidak ingin kau pergi satu senti pun dari sampingku. Tapi sayangnya aku harus tetap pergi ke New York.”

Mi So menghela nafas dan semakin membenamkan wajahnya di dada bidang pria itu. Kyuhyun menyentuh dagu Mi So dengan telunjuknya dan mengangkat wajah gadisnya. Nafasnya hampir berhenti saat bola mata indah Mi So menatap bola mata hitamnya. “Kau tahu, aku tidak pernah merasa sebahagia ini. Aku pernah hidup dalam kerinduan yang menyiksa selama lima tahun. Aku berusaha untuk tidak terbang kembali ke Seoul demi bertemu denganmu. Dan setahun ke depan akan menjadi neraka yang sama. Bedanya adalah sekarang aku pergi dengan kepastian dan dengan status bahwa aku adalah milikmu.” Dengan lembut Kyuhyun mengusap pipi gadis itu. Perlahan Kyuhyun menyatukan kening mereka berdua.

Jantung Kim Mi So seakan mau meledak saat bibir Kyuhyun mendarat di atas bibirnya. Gadis itu memejamkan kedua matanya. Satu kecupan hangat dan manis, seakan meneriakkan perasaan mereka berdua. Kyuhyun memiringkan kepalanya dan memperdalam ciumannya. Bagaikan ada ratusan kupu-kupu yang terbang di dalam perut mereka berdua, sensasi yang aneh namun begitu menyenangkan.

Mi So memundurkan kepalanya dan membuka matanya perlahan. “Tidak buruk untuk ciuman pertamaku,” ucapnya sambil tertawa.

Kyuhyun menyentil kening gadis itu dan menatapnya jahil. “Aku rasa itu bukan ciuman pertamamu.” Mi So menatap Kyuhyun bingung. “Bibirmu sudah menjadi milikku saat kau tertidur di hari pertunangan kita.”

Mi So membulatkan matanya dan menutup mulutnya, “Dasar namja setan! Aku kira itu hanya mimpi! Dasar pencuri!” ucapnya sambil memukul pundak Kyuhyun. Pria itu tertawa dan menangkap kedua tangan Mi So. Jemarinya menyusup di antara jemari gadis itu.

“Aku memang mencuri ciuman pertamamu, tapi kau tidak lebih baik dariku. Kau bahkan mencuri hatiku dan tidak pernah mengembalikannya.” Kedua pipi Kim Mi So berubah menjadi semerah tomat.

Tanpa mereka sadari, ada dua manusia yang sedari tadi mengintip dari balik pintu. “Aku tidak menyangka setan kecil itu bisa sangat romantis. Kyuhyun pasti sangat mencintai Mi So,” ucap Ahra sambil menghapus airmatanya.

Kibum hanya tersenyum, “Sudahlah, ayo kita pergi. Biarkan mereka berdua. Haaah, aku jadi ingin cepat-cepat punya pacar,” ucap pria itu sambil menarik Ahra pergi dari kamar Kyuhyun.

“Kalau begitu cepatlah utarakan perasaanmu kepada Jihye. Atau kau mau memakai jasaku untuk menjodohkan kalian? Sepertinya caraku cukup ampuh untuk menyatukan Kyuhyun dan Mi So,” ledek Ahra.

“Aku tidak butuh bantuanmu, lagipula cinta akan datang dengan sendirinya.” Kini yang penting untuk Kibum adalah kisah cinta adik kesayangannya sudah memulai babak baru yang lebih indah. Jika Mi So bahagia maka Kibum juga akan bahagia.

 

*****

            Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Kini mau tidak mau, Ahra dan Kyuhyun harus berangkat ke bandara. “Hei setan kecil, mau sampai kapan kau menggenggam tangan Mi So? Aku tahu kalian adalah pasangan yang baru akur, tapi kita tidak punya banyak waktu,” ucap Ahra sambil cemberut.

“Berisik kau Cho Ahra. Bilang saja kau iri karena tidak punya pacar. Mana ada yang mau dengan gadis berkekuatan monster sepertimu,” ledek Kyuhyun yang langsung mendapat pukulan dari Mi So.

“Apa kau bilang? Dasar setan kecil! Kesini kau!” teriak Ahra sambil berlari ke arah Kyuhyun. Kibum yang mengetahui akan pecah perang dunia ketiga, menahan gadis itu dan menggendongnya  masuk ke dalam mobil.

Mi So tertawa melihat tingkah kakak beradik barusan. “Apa kalian tidak pernah akur? Lagipula berhentilah menjahili Ahra unnie. Aku jadi kasihan kepada dirinya karena mempunyai adik berkelakuan setan seperti dirimu.”

Kyuhyun mengacak pelan rambut Mi So. “Memangnya kau tidak pernah menjahili Kibum hyung? Bahkan kau bisa lebih sadis terhadapnya. Sudahlah akui saja kalau kita ini memang magnae setan.” Mi So kembali tertawa saat mendengar perkataan Kyuhyun.

“Rasanya aku tidak ingin meninggalkanmu. Aku ingin mendengar tawamu setiap hari,” ucap Kyuhyun sambil mengelus lembut pipi gadis itu dengan ibu jarinya. Mi So tersenyum dan memegang tangan Kyuhyun.

“Kau bisa meneleponku setiap hari,” ujar Mi So. Pria itu menghela nafas panjang.

“Tapi tidak akan sama,” Kyuhyun menangkup kedua pipi gadis itu. “Izinkan aku untuk mengingat wajah malaikatku.”

Kyuhyun mengecup pipi Mi So secara bergantian, “Aku ingin mengingat rona merah favoritku ini.” Kyuhyun mengecup hidung Mi So pelan, “Aku ingin menghirup aroma tubuhmu yang memabukkan setiap hari.” Kini bibir pria itu mendarat di bibir Mi So, “Aku juga ingin mengingat bibir ini. Mengingat seberapa hangat ciuman yang kau berikan, seperti candu yang tidak akan pernah membuatku puas. Mengingat betapa indah senyuman yang melengkung dari bibirmu”

Pemberhentian terakhir Kyuhyun adalah kening gadis itu, “Aku hanya ingin mengingat wajahmu setiap harinya. Merasakan kehadiranmu di sisiku. Berada jauh darimu adalah ujian terberat yang harus kujalani. Berjanjilah, bahwa kau akan selalu menungguku. Berjanjilah kau tidak akan memberikan hatimu untuk siapapun,” ucap Kyuhyun sambil menatap gadis di hadapannya.

“Aku berjanji Tuan Cho. Hati ini adalah milikmu. Dan akan terus menjadi milikmu hingga selamanya.” Kyuhyun tersenyum dan memeluk tubuh mungil Mi So untuk yang terakhir kali.

“Sekarang aku akan pergi, dan saat aku kembali nanti kau akan menjadi milikku seutuhnya,” ucap Kyuhyun sambil mengecup pelan kening Mi So.

“Maaf, aku tidak bisa mengantarmu ke bandara,” ujar Mi So dengan nada menyesal.

Kyuhyun menganggukkan kepalanya. “Aku malah senang kau tidak mengantarku ke bandara. Karena jika hal itu terjadi, kemungkinan terbesar adalah aku membatalkan penerbanganku dan berlari keluar ke arahmu,” ucap pria itu sambil masuk ke dalam mobil.

Mi So dan Kibum melambaikan tangannya ke arah mobil yang kini semakin menjauh. “Kyuhyun sudah pergi, apa yang akan kau lakukan sekarang?’ tanya Kibum kepada adiknya.

“Melanjutkan hidupku. Aku akan menyelesaikan kuliahku, kembali menjahilimu dan member SJ, dan menjadi sahabat sekaligus adik ipar yang baik untuk Jihye.” Kibum membulatkan matanya.

“Apa maksudmu dengan menjadi sahabat sekaligus adik ipar yang baik untuk Jihye?” ucap Kibum gelagapan. Mi So tertawa jahil dan menyikut lengan kakaknya.

“Sudahlah. Kau tidak bisa bohong padaku. Cepat katakan perasaanmu kepada Jihye. Aku hanya tidak ingin kau masuk ke dalam kamarku dan menangis karena Jihye sudah direbut orang lain,” ledek Mi So. Kibum langsung meninggalkan adiknya dengan wajah merah persis kepiting rebus.

Gadis itu tertawa melihat kelakuan kakaknya. Dirinya kembali melihat jalan tepat di mana mobil Kyuhyun menghilang. Setahun tanpa namja setan itu akan berat dijalaninya. Tapi hidup akan terus berputar. Mau tidak mau ia harus melanjutkan kehidupannya. Setahun lagi, saat pria itu kembali, dirinya akan menjadi orang yang lebih baik.

“Kali ini biarkanlah bunga dandelion yang menanti bunga matahari.”

 

*************

SATU TAHUN KEMUDIAN…

 

*Kim Mi So POV*

 

“KIM MI SO BANGUN! BUKANKAH HARI INI KAU SIDANG?” teriakan eomma membuatku terbangun dengan cepat. Kulirik mataku ke arah jam dinding dengan ragu-ragu. Kumohon jangan menunjukkan pukul 8, jangan menunjukkan pukul… Damn! Sekarang bahkan sudah jam 8 lewat 15 menit. Tinggal satu jam lagi sebelum sidang skripsiku dimulai.

Aku berlari tunggang-langgang ke kamar mandi. Cuci muka dan sikat gigi sepertinya sudah cukup, tidak ada waktu lagi untuk mandi. Setelah kelihatan cukup segar aku memilih pakaian yang layak untuk kupakai di sidang skripsi.

“Eomma! Kenapa tidak membangunkanku dari tadi? Kau kan tahu aku sidang skripsi hari ini. Kalau aku telat maka tidak akan ada kelulusan,” omelku panjang lebar sebelum duduk dan mengambil roti dari tangan Kibum oppa.

“Ucapan terima kasih mungkin lebih baik untuk didengar. Lagipula eomma sudah ribuan kali membangunkanmu,” ucap Eomma sambil memberikan segelas susu kepadaku.

“Eomma benar. Kau saja yang tidak bisa dibangunkan. Tidur seperti beruang sedang hibernas- AWW!” teriak Kibum oppa saat aku melayangkan tendangan ke arah kakinya.

“Berhenti mengejekku atau aku akan memberikan fotomu yang sedang menangis sambil mengeluarkan ingus kepada Jihye,” ancamku. Kibum oppa membulatkan matanya dan mencubit lenganku.

“Jangan lakukan hal itu! Atau aku juga akan memberikan foto kau dengan gigi ompongmu itu kepada Kyuhyun.” Aku menarik rambut Kibum oppa. Tidak akan aku biarkan foto memalukan itu sampai ke tangan namja setan. Tidak akan!

“HEI! Hentikan pertengkaran kalian. Astaga, kalian ini umur berapa sebenarnya? Kim Mi So lebih baik kau berangkat ke kampus sekarang!” Teriak Eomma sambil menunjuk jam dinding. Gawat! Sepertinya Eomma benar. Aku sudah sangat telat.

“Aku akan mengantarmu,” ucap Kibum oppa. Aku mengangguk dan mencium pipi eomma.

“Aku pergi dulu eomma. Doakan aku lulus dengan nilai terbaik,” teriakku sebelum lari ke mobil Kibum oppa.

 

**********

*Author POV*

 

Jihye berjalan mondar-mandir tidak karuan di depan pintu kelas. Tangannya tidak berhenti bergerak, rasa panik seakan menggerogoti dirinya. “Song Jihye!” gadis itu mengangkat wajahnya dan melihat sahabat terbaiknya tengah berlari. Senyumnya semakin lebar saat melihat Kibum ikut berlari di belakang gadis itu.

“Untunglah aku belum terlambat. Bagaimana denganmu? Apa kau sudah masuk?” tanya Mi So dengan nafas terengah-engah. Jihye menggelengkan kepalanya.

“Giliranku belum tiba. Aku takut sekali, Mi So. Bagaimana kalau aku tidak lulus? Orangtuaku akan mencincangku hidup-hidup,” ucap Jihye panik. Mi So mencengkeram lengan sahabatnya dengan gestur menenangkan.

“Tenang saja. Semuanya akan berjalan dengan lancar. Kita akan lulus dengan nilai terbaik. Aku yakin itu! Kita pasti bisa, Song Jihye!”

“Iya. Mi So benar. Kau akan lulus dengan nilai terbaik karena kau sudah mengerjakan skripsimu dengan sebaik mungkin. Lagipula ada aku, kau tidak perlu takut. Sehabis sidang, aku akan mentraktir kalian berdua ice cream. Sepuasnya!” ujar Kibum sambil tersenyum.

“Aku rasa sebentar lagi giliranku. Sepertinya aku harus ke ruangan sidangku. Doakan aku!” ucap Mi So sambil berlari dan melambaikan tangannya. Sebelum menghilang di balik tembok, gadis itu melayangkan pandangannya sekali lagi ke arah kakak dan sahabatnya. Senyum lembut terukir di wajahnya saat melihat pasangan tersebut saling menautkan jemari.

Sesampainya di depan ruang sidang, senyum di wajah Mi So berangsur-angsur menghilang. Banyak teman-temannya di koridor yang berusaha menghafal naskah presentasi mereka. Ada pula yang berjalan sambil memasang wajah khawatir. Suasana tersebut membuat rasa takut gadis itu muncul kembali. Gadis itu duduk di kursi sambil memperhatikan tangannya yang mulai bergetar dan menggigit bibir bawahnya yang mulai pucat.

Dirinya bisa saja menenangkan sahabatnya tetapi tidak bisa menenangkan dirinya sendiri. Bagaimana jika ia tidak ingat apa yang harus diucapkan di depan para dosen nanti? Bagaimana jika dia tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan? Bagaimana jika suaranya bergetar dan kakinya menjadi lemas saat presentasi nanti. Bagaimana jika ia… tidak lulus?

Mi So menggelengkan kepalanya dan mengusir semua pemikiran jeleknya. Dengan cepat gadis itu mengeluarkan ponsel miliknya. “Kyuhyun-ah. Aku butuh kekuatan darimu,” ucap Mi So sambil menyalakan ponselnya yang tidak aktif dari semalam. Wajah Kyuhyun langsung menghiasi layar ponsel gadis itu dan membuat kekhawatiran yang membayanginya sedari tadi sedikit teratasi.

Di dalam keadaan seperti ini, ia sangat merindukan namja itu. Mengharapkan seorang Cho Kyuhyun berdiri di depannya, menggenggam kedua tangannya dan melemparkan senyum menenangkan seperti yang Kibum lakukan terhadap Jihye dan berkata bahwa tidak ada sesuatu yang harus ia takutkan.

Sebuah pesan di layar mengambil perhatian Kim Mi So. “One voice mail?” ucap gadis itu bingung sambil menekan ponselnya

Sedetik, dua detik tidak ada suara apapun. Saat telunjuk Mi So hendak menghapus pesan itu tiba-tiba terdengar sebuah suara yang sampai saat ini sangat ia rindukan. Suara Cho Kyuhyun.

Hei, jangan tekan gambar tempat sampah itu.” Mi So menaikkan alisnya. “Sabarlah dan dengarkan perkataanku. Aku tahu bahwa besok kau akan sidang skripsi dan mungkin saat ini kau sedang menunggu giliranmu di depan ruang sidang.” Gadis itu membulatkan matanya kaget. Dirinya tidak pernah memberitahu tentang hal ini kepada tunangannya. Kenapa Cho Kyuhyun bisa tahu? Ah! Pasti Kibum oppa!

Ya, tebakanmu benar. Aku tahu dari Kibum hyung. Dan bagian terburuknya adalah kau tidak memberitahuku sama sekali! Berapa kali harus kubilang kalau aku ingin tahu semuanya tentangmu. Termasuk sidang skripsi ini. Apa kau tidak menginginkanku ikut bagian dalam salah satu kejadian terpenting dalam hidupmu?” Mi So menggeleng lemah. Dia hanya tidak ingin menjadi beban pikiran Kyuhyun. Kehidupan pria itu di Amerika sudah sangat sibuk. Gadis itu tidak ingin kejadian kecil ini mempengaruhi keadaan tunangannya.

Tapi sudahlah, aku memaafkanmu gadis bodoh. Aku mengirimkan pesan ini supaya kau berhenti menggigit bibir bawahmu. Ayolah, aku tahu bahwa kau panik saat ini dan terlalu takut untuk mengakuinya kepada orang lain. Tapi aku ini tunanganmu, Kim Mi So.” Gadis itu mendengar Kyuhyun menghela nafas pelan.

            “Aku tahu aku tidak ada di sana untuk menenangkanmu ataupun sekedar menggenggam tanganmu. Aku tahu ragaku tidak bisa berada di sampingmu saat kau membutuhkanku. Tapi kau harus tahu bahwa aku selalu ada di sini untukmu. Telingaku selalu siap untuk mendengar segala ketakutanmu, Kim Mi So. Kau pasti bisa melewati ini semua. Kim Mi So yang aku kenal adalah gadis yang kuat. Kau berhasil menaklukkan raja setan bernama Cho Kyuhyun, sidang skripsi hanyalah hal kecil untukmu. Percaya pada kekuatanmu sendiri. Dan percaya bahwa aku selalu ada di dekatmu. Aku sudah menyiapkan hadiah istimewa untukmu jika kau lulus. Aku mencintaimu, monster tidur.

            Gadis itu menghapus airmata yang mengalir di pipinya. Kyuhyun benar, tidak seharusnya dia takut dengan hal kecil seperti ini. Entah sejak kapan kedua tangan Kim Mi So berhenti bergetar. Suara pria itu bagaikan sihir yang mampu menghilangkan semua ketakutannya.

“Saudari Kim Mi So silahkan masuk!” teriak penjaga ruang sidang. Gadis itu tersenyum dan mengepalkan tangannya. Dengan percaya diri Kim Mi So berdiri dan memasuki ruang sidang.

 

**********

            “Sekian presentasi skripsi saya. Apakah ada pertanyaan dari para dosen yang terhormat?” ucap Mi So sambil tersenyum hangat. Sesi tanya jawab pun berjalan dengan baik. Gadis itu mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan dari para dosen dengan lancar dan meyakinkan.

“Satu pertanyaan terakhir, nona Kim. Beberapa bulan yang lalu saya pernah bertanya kepada anda. Apakah arti bunga matahari menurut anda? Sekarang saya ingin mendengar jawabannya,” ucap seorang dosen.

Kim Mi So menghirup nafas dan memejamkan kedua matanya. Sekilas muncul satu sosok dalam benaknya. “Bunga matahari. Bunga yang merupakan bunga nasional dari negara Cina ini memang sangat indah. Bunga matahari konon adalah jelmaan dari seorang manusia bernama Clytie yang sangat cantik. Clytie jatuh cinta kepada Apolo sang Dewa Matahari, The God of Sun. Sayangnya kisah ini tidak berakhir dengan indah.

Dari sudut pandang floriografi, mungkin bunga ini mempunyai banyak makna. Tetapi, bagi saya bunga indah ini melambangkan sebuah kesetiaan yang sempurna. Tidak ada yang melebihi kesetiaan bunga ini kepada sang matahari. Setiap pagi, bunga matahari akan menghadap ke timur, menyambut datangnya sinar mentari dan setiap senja bunga ini akan menghadap barat sampai pada akhirnya sang matahari berakhir ke peraduan. Tidak peduli berapa lama matahari akan muncul, bunga ini akan terus menunggu dan menunggu. Cinta tanpa syarat mungkin adalah kata yang paling tepat untuk melukiskan hubungan bunga matahari dengan sinar matahari. Sebuah loyalitas yang sempurna.

Selain itu bunga matahari juga melambangkan sebuah keangkuhan. Bunga ini bisa berdiri begitu tegak dan tinggi menantang sinar matahari siang. Tanpa takut mengekspos keindahannya kepada seluruh dunia. Namun yang paling penting, bunga ini melambangkan sebuah kebahagiaan dan kehangatan kepada setiap orang yang melihatnya. Memberikan sebuah senyum keceriaan kepada setiap manusia yang menikmati indahnya warna bunga ini. Ya, itulah bunga matahari menurut saya,” ucap Mi So panjang lebar.

Senyuman terukir di wajah dosen gadis itu, sepertinya puas dengan jawaban yang diberikan. “Selamat Kim Mi So, anda lulus dengan nilai yang sangat baik. Skripsi yang anda buat begitu jelas dan mendetail. Presentasi yang kau tayangkan begitu menarik. Percaya diri yang anda tampilkan juga begitu memukau serta semua jawaban yang kau berikan dipikirkan dan dijawab dengan cerdas.” Seluruh dosen yang ada di ruangan itu memberikan tepuk tangan sebagai penghargaan. Senyum lebar tersemat manis di wajah gadis itu.

Setelah bersalaman dengan semua dosen dan berterima kasih, Mi So berjalan keluar ruangan. “Kim Mi So tunggu sebentar,” ucap seorang dosen yang menanyakan pertanyaan bunga matahari tadi.

“Saya penasaran. Jawabanmu tentang bunga matahari tadi begitu indah. Darimana kau mendapat jawaban seperti itu?” tanya dosen tua tersebut.

“Karena saya mengenal satu bunga matahari yang begitu luar biasa. Setia menunggu gadis bodoh yang dicintainya hingga lumer karena kehangatan darinya.” Jawab Mi So sambil tersenyum.

“Siapa dia?” tanya dosen itu kembali.

“Dia? Dia adalah bunga matahari pribadi saya. Hanya milik saya,” jawab Mi So sambil membungkuk hormat dan keluar dari ruangan tersebut.

 

*************

*Kim Mi So POV*

 

Aku tidak menyangka semuanya berjalan sangat lancar. Jihye juga berhasil keluar dari ruang sidangnya dengan membawa sertifikat kelulusan. Setelah puas berpelukan dan berteriak, aku pun meninggalkan sahabatku tercinta itu berdua dengan Kibum oppa. Hei, aku adik dan sahabat yang baik kan? Daripada menjadi orang ketiga di antara mereka, lebih baik aku menyendiri dan menikmati semangkuk besar ice cream untuk merayakan kelulusanku.

Sambil menunggu pesananku datang, aku pun duduk di sofa sambil menyalakan ponselku. Sudah hampir jam dua siang, sebentar lagi Kyuhyun pasti menelponku seperti biasanya. Pria itu selalu menelponku tiga kali sehari di waktu yang sama. Jam delapan pagi, jam dua siang, dan jam sepuluh malam setiap harinya. Aku tidak tahu berapa uang yang dihamburkannya untuk melakukan video call dari Amerika. Dasar tukang menghamburkan uang!

Pesananku akhirnya datang. Semangkuk besar ice cream coffee dengan taburan kacang hazelnut serta siraman sirup coklat membuat air liurku hampir menetes. Suapan demi suapan sudah kulakukan, tapi tidak muncul tanda-tanda telepon dari pria itu. Sekarang mangkuk di hadapanku sudah tandas tanpa sisa. Aku melirik jam di tanganku, sudah hampir jam setengah empat sore tapi pria itu tidak kunjung meneponku.

Aneh sekali. Aku mengerucutkan bibirku, kecewa sudah jelas melingkupi hatiku. Apa pria itu tidak tahu kalau aku ingin membagi kebahagiaanku dengannya. Berulang kali aku melihat layar ponsel. Nihil. Aku pun memutuskan untuk segera pulang.

Di dalam bis, aku berusaha untuk menahan airmataku. Dasar Kyuhyun menyebalkan! Kenapa dia tidak menghubungiku? Aku merindukan suaranya, sangat! Apa aku harus menelponnya? Tidak, tidak! Mungkin dia sedang sibuk, hingga tidak sempat menghubungiku. Aku tidak boleh menjadi egois seperti ini, batinku berulang-ulang dalam hati.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada supir bis aku pun turun dan berjalan menuju rumahku. Jam belum menunjukkan pukul enam, tapi jalanan sudah sangat gelap dan sepi. Aku pun mempercepat langkahku, aku tidak ingin menjadi mangsa empuk manusia-manusia jahat yang mengambil kesempatan dari seorang wanita di tengah malam.

SRET! Aku mendengar sesuatu. Dengan cepat aku membalikkan badan. Namun, tidak ada seorang pun. Aku melanjutkan perjalananku, kali ini dengan jantung yang berdetak lebih cepat. Tap! Aku kembali berhenti dan memutar badanku. Aku yakin ada suara langkah kaki di belakangku. Tanpa pikir panjang aku langsung berlari secepat yang aku bisa.

Sebuah teriakan keluar dari mulutku saat sepasang tangan menutup mulutku dan menarikku. “HMMPPH!!” Teriakku sambil meronta dalam pelukan pria itu. Kurasakan sebuah tangan lainnya menutup mataku dengan sehelai kain.

Aku semakin meronta dan menendang ke segala arah. “Diamlah! Ikuti perintah kami dan kau tidak akan tersakiti,” ucap sebuah suara. Aku tidak menggubrisnya dan tetap berusaha membebaskan diriku.

Laki-laki tersebut mendecak kesal dan mengikat kedua tanganku, sedangkan laki-laki yang satunya lagi mengikat kedua kakiku. Astaga! Aku belum mau meninggalkan dunia ini. Eomma! Kibum oppa! Jihye! Cho Kyuhyun! Bantu aku!

Telingaku mendengar suara decit ban dan kedua orang tersebut mengangkat tubuhku dengan mudah dan melemparkanku ke dalam mobil. Aku tetap menggeliat dan berusaha melepaskan ikatanku.

“DIAMLAH! Aku tidak ingin membunuhmu! Tapi kalau kau terus meronta aku akan benar-benar membuangmu ke dalam jurang!” teriak pria di sampingku. Aku menghentikan perlawananku, tapi entah mengapa aku seperti mengenal suara pria itu. Terasa tidak asing di telingaku.

Dia benar-benar harus membayar kita dengan sangat tinggi,” Dia? Sepertinya kedua orang ini adalah orang suruhan. Siapa yang berencana menculikku? Sepertinya aku tidak pernah berbuat jahat kepada siapapun. Atau mungkin pernah tapi aku tidak menyadarinya?

Oh Tuhan, selamatkan aku!

 

**********

*Author POV*

Kim Mi So tetap bertahan dalam posisi awalnya. Dirinya tidak berani untuk bergerak sedikit pun. Entah sudah berapa lama mobil ini melaju. Bulir-bulir keringat mulai membasahi kening gadis itu. Dirinya tidak menyangka bahwa dia baru saja menjadi korban penculikan, atau mungkin pembunuhan?

Secara tiba-tiba mobil itu berhenti. Sebuah jeritan keluar dari bibir gadis itu yang tersumpal sapu tangan saat lengannya ditarik paksa oleh seseorang. “Ikut kami dan jangan memberontak atau berpikir untuk kabur,” ucap laki-laki yang menariknya.

Mi So berjalan dengan kedua mata yang tertutup dan kedua tangannya terikat. Hembusan angin bertiup kencang dan udara malam itu menusuk tulang, sudah jelas bahwa dirinya dibawa ke sebuah lapangan, bukan gedung ataupun rumah. Pria di samping gadis itu kini menghentikan langkahnya.

“Aku akan melepas ikatan tanganmu, tapi jangan coba-coba untuk membuka penutup matamu sebelum waktu yang ditentukan. Sepuluh detik. Jika kau melepaskan penutup itu kurang dari waktu sepuluh detik, maka nyawamu akan melayang. Mengerti?” Ancam pria itu. Mi So menganggukkan kepalanya. Melawan perkataan serorang penculik bukanlah pilihan yang bijaksana.

Gadis itu menghitung mundur di dalam hatinya. Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat, tiga, dua, satu… Dengan ragu dan perlahan, Mi So membuka penutup matanya. Bibir gadis itu terbuka sempurna dan matanya terbelalak kaget saat melihat pemandangan di depannya.

Dirinya kini berdiri di satu tempat yang tak pernah terbersit di dalam pikiran liarnya sekalipun. Tempat yang menggoreskan memori terindah sekaligus terpahit dalam hatinya. Tempat yang kini berubah menjadi rumah bagi ribuan kunang-kunang yang terbang dan menghiasi malam gelap, menggantikan sinar bintang di atas langit. Kim Mi So kini berdiri di tengah bukit dandelion.

Belum sempat dirinya sadar seratus persen, sebuah suara terdengar dari balik tubuhnya. “Tempat ini sangat indah bukan?” Jantung gadis itu berpacu dengan sangat cepat. Entah kenapa dirinya tidak berani untuk melihat sumber suara tersebut. Dia takut bahwa ini hanyalah sebuah mimpi indah dan akan hilang saat ia bangun nanti.

 

*********

*Cho Kyuhyun POV*

 

Gadis itu tidak memutar badannya. Aku mendecak dan melangkah ke arahnya sebelum berhenti tepat di belakang punggungnya. Dengan pelan aku memutar tubuh mungilnya. Mi So tetap saja menunduk dan menyembunyikan wajahnya. “Hei, tatap aku. Apa kau tidak merindukanku?” ucapku sambil mengangkat dagu gadis itu.

Jantungku berdetum keras saat kedua bola mata indahnya menatap kembali bola mataku secara langsung. “Cho Kyuhyun?” tanya gadis itu dengan suara bergetar. Aku tersenyum dan mengangguk pelan.

“Ini aku, gadis bodoh.” Mi So menggigit bibir bawahnya dan memukul dadaku dengan tangannya.

“Kau yang bodoh! Aku membencimu! Kenapa kau melakukan ini? Apa kau tidak tahu setakut apa diriku saat ada dua orang pria menculikku? Aku kira hidupku tidak akan lama lagi. Dasar bodoh! Cho Kyuhyun bodoh!” teriaknya sambil terus memukul dadaku.

Aku memeluk gadis itu dengan sangat erat, menghirup aroma rambutnya yang menenangkan. “Maafkan aku jika membuatmu takut. Aku hanya ingin memberimu kejutan,” ucapku sambil mengusap punggungnya.

“Apa tidak ada cara lain untuk mengejutkanku? Dasar menyebalkan,” ujarnya sambil memelukku lebih erat dan menyembunyikan wajahnya di dadaku. Aku menutup mataku dan menikmati setiap detik yang terlewat. Keberadaan Kim Mi So di dalam pelukanku adalah hal terbaik dalam hidupku.

Aku melepaskan pelukanku dan menatap wajah indah malaikat di depanku. “Aku sangat merindukanmu. Tidak pernah dalam satu hari pun rasa rindu ini berkurang. Selalu bertambah setiap harinya. Mengingat wajah ini sebelum tidur mampu melepaskan segala penat. Namun melihatnya di dalam realita, jauh lebih menyenangkan. Akhirnya aku bisa menghirup oksigenku kembali,” ucapku sambil membelai pipinya yang memerah.

“Aku juga merindukanmu. Sangat merindukanmu! Aku merindukan senyum setan kebanggaanmu, aku merindukan matamu yang tajam dan mengintimidasi. Aku merindukan setiap inci dari dirimu,” balas gadis itu dan membuat aliran darahku berdesir cepat.

“Hei! Dari mana kau belajar berkata-kata manis seperti itu?” ledekku sambil menaikkan sebelah alisku. Mi So mengerucutkan bibirnya dan memukul pundakku.

“Tentu saja darimu. Aku belajar dari yang terbaik,” jawabnya sambil tersenyum lebar seperti anak kecil. Hembusan angin bertiup dan gadis itu berjengit kaget.

“Dingin sekali. YA! Cho Kyuhyun! Kau harus bertanggung jawab jika aku sakit. Lagipula, kenapa kau membawaku ke sini? Ralat, kenapa kau menculikku ke sini? Aku tahu tempat ini sangat indah di waktu malam, tapi aku tidak membawa jaketku sama sekali dan dinginnya menusuk tulang,” protes Kim Mi So. Tentu saja aku membawanya ke sini bukan tanpa alasan. Ada satu hal yang aku persiapkan untuknya.

“Aku tidak akan membuatmu sakit, gadis bodoh,” Kyuhyun melingkarkan jaketnya di tubuh mungil Kim Mi So.

“Lagipula, kau tidak akan menyesal telah datang ke sini malam ini,” ucapku sambil menyeringai dan menjauh satu langkah darinya. Mi So menatapku bingung dan memiringkan kepalanya. Mata gadis itu membulat saat melihat apa yang aku lakukan selanjutnya.

“Ya Cho Kyuhyun apa yang kau lakukan? Jangan bilang…” Gadis itu menutup mulutnya dan menatapku dengan sorot mata kaget.

“Apa kau ingat perkataanku sebelum berangkat ke Amerika setahun yang lalu? Aku berjanji akan menjadikanmu milikku seutuhnya saat aku kembali. Dan sekarang aku akan menepati janjiku,” ucapku sambil berlutut di hadapan gadis itu.

“Kim Mi So, gadis bodoh yang secara rakus menempati setiap sudut hati dan pikiranku. Lebih dari tujuh tahun kau telah menjadi satu-satunya wanita yang mampu menaklukkan hatiku. Tidak pernah aku jatuh cinta sedalam ini. Kau telah berani mencuri hatiku dan tidak pernah mengembalikannya, maka dari itu aku berhak menghukum dirimu. Aku akan memenjarakanmu di dalam kehidupanku, terus menjadi tawanan hatiku sampai waktu yang tak terbatas. Belajarlah untuk menerima takdirmu, karena pria setan ini tidak akan pernah melepasmu meskipun kau berlutut sambil menangis di hadapanku. Aku mungkin tidak bisa menjanjikan apapun untuk kehidupanmu nanti. Aku juga tidak bisa menjadi orang yang paling sempurna. Aku hanya ingin mencintaimu dengan benar dan sederhana. Jadilah milikku, karena hidup tanpamu sama dengan menggali kuburanku sendiri. Disaksikan oleh ribuan bunga dandelion, Kim Mi So, menikahlah denganku, apa kau mau?”

 

*Kim Mi So POV*

 

Duniaku seakan berhenti. Seorang Cho Kyuhyun berlutut di hadapanku dan melamarku dengan kata-kata terpanjang dan terindah yang pernah aku dengar. Jantungku berpacu dengan cepat, astaga keadaan ini tidak pernah aku pikirkan sebelumnya. Apa yang harus aku katakan?

“Hei, kau mendengar lamaranku atau tidak? Cepat jawab, jangan membuatku menunggu seperti ini,” Aku tarik semua kekagumanku tadi! Sekalinya pria setan tetap tidak akan berubah. Aku menyentil kening Kyuhyun dan mengerucutkan bibirku. Dasar bodoh, suasana romantis tadi sekarang lenyap entah kemana.

“Kenapa kau malah memarahiku? Lagipula untuk apa menunggu kalau kau sudah tahu pasti apa jawabanku. Memangnya aku bisa menolak tawaran hidup bersamamu untuk waktu yang tak terbatas?” jawabku yang langsung memunculkan senyum lebar di wajah pria itu.

Tangannya melingkarkan cincin yang berukirkan bunga dandelion di jari manisku.

dandelion ring

Aku menaikkan alisku. “Kenapa kau melihatku dengan tatapan seperti itu? Apa kau mengharapkan aku melamarmu dengan cincin berlian?” tanya pria itu sambil berdiri dan tetap menggenggam tanganku.

Kyuhyun kembali mengeluarkan senyum istimewa miliknya yang mungkin mampu menghentikan perputaran waktu. “Bunga dandelion adalah bunga favoritku,” ucapnya sambil menatapku penuh arti.

“Bunga yang melambangkan keindahan serta kesucian. Aku ingin perjalanan hidup kita seperti bunga ini. Terlihat begitu sederhana dan rapuh, namun kuat menentang angin. Apapun yang terjadi di depan nanti, seberat apapun ujian yang menghalangi, jangan biarkan mereka merebut kebahagiaan kita.”

Aku tersenyum dan memeluk pria di depanku. Hangat. Inilah dekapan seorang Cho Kyuhyun. Aku menarik wajahku dan menatap pria itu. “Lalu, kapan kita akan menikah?” tanyaku bercanda.

“Besok.” Aku membelalakan mataku dan langsung melepaskan pelukan pria itu.

“BESOK? YA! Apa kau sudah gila?” teriakku terkejut. Pria itu menatapku santai dan menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak ingin menunda lebih lama lagi. Kau punya banyak waktu untuk kabur dariku jika pernikahan kita tidak dilangsungkan besok. Lagipula aku sudah memberitahukan kedua keluarga kita, jadi tidak ada masalah. Semakin cepat mengikatmu secara resmi, semakin baik.” Pria itu melemparkan seringai setannya dan mengacak rambutku.

Aku tidak percaya, tingkat kegilaan pria ini sudah begitu akut. “Tidak mau! Aku tidak mau menikah besok! Kalau tahu begini lebih baik aku tidak menerima lamaranmu,” ucapku sambil melipat tanganku di depan dada.

Kyuhyun mendecekkan lidahnya dan melingkarkan tangannya di pinggangku, menarikku lebih dekat ke arah tubuhnya yang hangat. “Kau ini tidak lucu sama sekali. Aku hanya bercanda, Kim Mi So. Pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan hanya terjadi satu kali dalam hidupku. Jadi mana mungkin aku mempersiapkannya dengan main-main?” ucap pria itu.

“Aku kira kau serius. Kau kan sering melakukan hal-hal di luar pemikiran manusia biasa,” jawabku. Kyuhyun melotot ke arahku dan menyentil keningku.

“Apa maksudmu gadis bodoh? Dasar menyebalkan,” ujar pria itu sambil mencubit pipiku. Aku meringis, namun perlahan-lahan cubitan itu berubah menjadi usapan lembut. Telunjuk pria itu menyusuri pipiku, menyematkan rambutku di belakang telinga dan turun ke arah tengkuk leherku. Gerakannya begitu lambat dan hati-hati, seolah aku ini barang yang mudah pecah.

Semua perlakuan Kyuhyun akan bermuara kepada satu hal. Aku memejamkan kedua mataku saat pria itu semakin mendekatkan wajahnya. Jantung ini seakan menggila dan berpacu di atas batas sewajarnya. Hembusan nafas pria itu terasa hangat menerpa wajahku, menggambarkan betapa dekat dirinya.

Hingga pada akhirnya bibirnya menyentuh permukaan bibirku. Tidak pernah aku merasa seperti ini. Ribuan kupu-kupu mengepakkan sayapnya di dalam perutku, membuatku bergidik. Kedua kakiku begitu lemas hingga rasanya aku akan terjatuh jika salah satu tangan pria itu tidak memeluk pinggangku erat. Tidak ada seorang pun yang bisa membuat dampak yang luar biasa seperti ini terhadap kerja tubuhku. Semua ini hanya terjadi karena sentuhan satu orang. Cho Kyuhyun, ya hanya dia.

DUAR! DUAR! Aku membuka kedua mataku saat mendengar suara ledakan. “Satu lagi janji yang aku tepati. Aku berjanji akan ada kembang api raksasa di atas kepalamu saat aku melamarmu. Itu dia janjiku,” ucapnya sambil menunjuk langit.

Mataku berbinar melihat ledakan-ledakan indah yang menghiasi langit gelap malam itu. “Cantik sekali. Terima kasih Kyuhyun-ah,” bisikku.

“Simpan ucapan terima kasihmu itu untuk kami, Kim Mi So.” Aku memutar tubuhku. Dua orang pria berdiri tak jauh dari tempatku dan Kyuhyun. Suara itu!

“Mereka! Mereka yang menculikku tadi!” teriakku kaget sambil mencengkeram lengan Kyuhyun.

“Hahaha, apa kau takut?’ tanya Kyuhyun sambil tertawa. Apa pria ini sangat bodoh? Tentu saja, walaupun penculikan itu main-main tapi tetap saja menakutkan.

“Kau tidak akan takut jika melihat siapa yang menculikmu tadi,” ucap Kyuhyun sambil mengisyaratkan kedua orang itu berjalan ke arah kami.

Mataku membesar sempurna saat melihat kedua orang itu. “YA! Ternyata kalian berdua yang menculikku?” ucapku sambil berlari menghampiri mereka. Sebuah jitakan rasanya pantas mendarat di kepala mereka masing-masing.

“Neomu appo! Sudah tujuh tahun tidak bertemu, kelakuanmu masih saja kasar seperti ini. Dasar gadis monster!” ucap salah satu pria tersebut.

“Salah kalian sendiri. Beraninya menculikku seperti tadi. Dasar monyet jelek dan pria ikan!” teriakku kepada mereka.

Donghae dan Eunhyuk masih mengelus kepala mereka. “Kyuhyun-ah! Kau benar-benar harus membayar kami dengan sangat mahal. Lihat gadismu, sudah membuat kami babak belur begini. Berapa kali tendangannya berhasil mendarat di perutku,” ucap Donghae sambil menyikut lenganku.

Kyuhyun berjalan sambil tertawa dan merangkul pundakku. “Kalian saja yang lemah. Dua orang laki-laki bisa dikalahkan dengan mudahnya oleh satu orang perempuan.”

Eunhyuk merengut, “Itu kalau perempuannya normal. Kalau dalam kasus ini yang kami lawan adalah gadis monster. Mana mungkin kami bisa menang.” Aku melotot ke arah pria monyet itu.

“Kau benar-benar mau mati, hah?” ucapku sambil mengejar Eunhyuk. Setelah lelah berlari dan berhasil mendaratkan beberapa cubitan di tubuh Eunhyuk, kami pun duduk di hamparan bunga dandelion.

“Aku benar-benar tidak menyangka, bahwa kalian yang menculikku,” ucapku sambil menyikut Donghae. Pria itu meringis, namun senyumnya tetap melekat di wajah tampannya.

“Aku juga tidak menyangka kalau kalian berdua. Musuh abadi waktu sekolah dulu, akan berakhir sebagai pasangan yang akan menikah. Aku kira takdir begitu jahat saat memisahkan kalian tujuh tahun yang lalu,” ujar Donghae sambil menatap aku dan Kyuhyun.

Pria setan itu menyeringai dan menyelipkan tangannya di pinggangku. “Aku juga tidak menyangka semuanya berakhir seperti ini. Mungkin dewi fortuna jatuh cinta padaku hingga menghadiahkan Kim Mi So masuk kembali ke dalam kehidupanku.” Mataku tidak berani menatap Kyuhyun. Menyebalkan! Pria ini selalu tahu bagaimana mengeluarkan kalimat yang mampu menghentikan detak jantungku.

Eiiiy, lihat pipimu. Merah sekali seperti tomat. Kyeopta,” ucap Eunhyuk sambil mencubit pipiku. Sedetik kemudian jari-jari itu dipelintir di bawah genggaman Kyuhyun.

“Siapa yang menyuruhmu menyentuh calon istriku? Dasar monyet jelek.” Aku menggelengkan kepalaku. Bagaimana aku bisa menjalani kehidupanku dengan pria super posesif seperti Cho Kyuhyun?

 

***********

*Author POV*

 

Mi So melipat tangannya di depan dada sambil mengerucutkan bibirnya. Semua orang dalam radius 500 meter darinya mungkin akan bergidik saat merasakan aura membunuh dari gadis itu. Hari ini tepat tiga minggu setelah Kyuhyun melamar Mi So. Persiapan pernikahan mereka berdua telah berjalan di bawah komando Cho Ahra. Seminggu lagi pernikahan itu akan berlangsung dengan sangat meriah, mungkin akan menjadi pernikahan terbesar abad ini, mengingat perusahaan Kyuhyun adalah perusahaan paling berpengaruh di Asia, bahkan dunia. Dan hari ini seharusnya jadwal Kyuhyun dan Mi So untuk mengecek baju pengantin.

“Kyuhyun tidak bisa datang hari ini. Ada pekerjaan mendadak yang harus diselesaikannya. Apa dia tidak menghubungimu?” tanya Ahra hati-hati. Mi So menggeleng.

“Pria bodoh itu tidak memberitahuku sama sekali. Benar-benar menyebalkan,” ucapnya dengan nada kesal. Ahra meringis pelan, dia tahu kalau calon adik iparnya ini mungkin terkena sindrom pra-menikah. Biasanya wanita akan lebih sensitif jika menjelang hari pernikahannya.

“Ya sudah, apa kau mau mencoba gaun buatanku sekarang?” tanya Ahra selembut mungkin. Mi So menghela nafas pelan dan mengangguk.

“Ayo ikut aku ke ruang ganti,” ajak Ahra. Mi So berdiri dan memandang ke arah pintu untuk terakhir kalinya. Dirinya selalu bermimpi, calon suaminya akan berdiri di depan ruang kamar ganti dan memandang dirinya dengan kagum saat Mi So keluar dan memakai gaun pengantinnya. Tapi sepertinya mimpi itu tidak akan pernah menjadi kenyataan. Pria bodoh itu sampai sekarang belum menampakkan batang hidungnya. Gadis itu pun melangkah masuk ke dalam ruang ganti bersama dengan Ahra.

 

********

            “Hei bodoh, kau kemana? Jangan biarkan calon isterimu mengecek baju penganti sendirian. Cepat tunjukkan wajahmu di sini!” Kyuhyun mendesah gusar saat sms dari Ahra masuk ke ponselnya. Hari ini klien penting perusahaannya memajukan jadwal meeting, mau tidak mau Kyuhyn harus meninggalkan Mi So sendirian. Pria itu langsung meninggalkan tempat pertemuan dan secepat mungkin mengendarai mobilnya ke arah butik kakaknya.

Tidak lama, mobil sport miliknya telah sampai dan dengan sigap pria itu meloncat keluar, berlari masuk ke dalam butik. “Cho Kyuhyun! Untunglah kau tepat waktu. Kim Mi So belum selesai berganti pakaian,” ujar Ahra sambil menarik lengan pria itu. Kyuhyun hanya diam dan mengikuti segala perintah kakaknya.

“Duduk di sini, sebentar lagi calon isterimu akan keluar. Usahakan agar kau tidak kehilangan nafas saat melihat betapa cantiknya gaun buatanku melekat di tubuh Mi So,” bisik Ahra percaya diri. Kyuhyun tidak menggubris perkataan kakaknya. Dirinya tengah sibuk mengatur nafas dan mempersiapkan diri karena dia yakin tunangannya akan terlihat sangat cantik.

“Ahra unnie, aku sudah selesai. Apa aku harus keluar sekarang?” teriak Mi So dari dalam kamar ganti.

“Ayo keluarlah dan perlihatkan gaun itu padaku,” balas Ahra. Tak lama kemudian, sosok Kim Mi So berbalut gaun pengantin telah memukau kakak-beradik tersebut.

bridal-dress-for-europe

Kyuhyun tidak mempercayai matanya. Bagaikan ada sesosok malaikat yang berdiri di hadapannya. Mi So berbalut gaun pengantin strapless berwarna putih keemasan yang menyempit di daerah pinggang gadis itu, menunjukkan pundak indah gadis itu dan membentuk lekuk tubuhnya dengan sempurna, lalu melebar di bagian bawah. Ditambah dengan hiasan bunga dan ukiran-ukiran manis, membuat dirinya seakan dewi yunani yang menjelma menjadi manusia. Bukan hanya cantik, namun memukau.

“Kyuhyun… Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Mi So kaget setelah melihat calon suaminya berdiri di depan ruang ganti. Kyuhyun menggelengkan kepalanya, berusaha menyadarkan dirinya dari alam mimpi.

“Aku tidak akan membiarkan calon isteriku mengecek gaun pengantin sendirian,” ucapnya sambil tersenyum manis. Pipi Mi So seakan memanas karena perkataan Kyuhyun, serta tatapan pria itu yang menatapnya dengan intens.

“Jadi, bagaimana menurutmu?” tanya gadis itu dengan suara pelan. Kyuhyun berjalan mendekat. Tangannya memeluk pinggang gadis itu dan bibirnya mendarat lembut di kening Mi So.

“Aku sudah tidak sabar melihatmu berjalan menuju altar dengan gaun ini. Kau pasti akan menjadi pengantin perempuan paling cantik yang pernah ada,” bisiknya di telinga gadis itu. Mi So meninju pundak Kyuhyun pelan.

“Berhenti mengeluarkan kata-kata manis seperti itu,” ucap gadis itu.

“Iya, setan kecil. Berhentilah mengeluarkan kata-kata seperti itu. Membuatku iri saja,” sambung Ahra dengan tatapan pura-pura kesal. Kyuhyun menjulurkan lidahnya mengejek Ahra dan tatapannya kembali lagi kepada Mi So.

“Seminggu lagi, dan aku tidak akan pernah melepaskanmu selamanya,” bisik Kyuhyun pelan dan mungkin hanya terdengar oleh telinga Kim Mi So.

 

**********

Pertama kali melihatmu

Jantungku berdebum cepat

Seolah pertanda bahwa hidupku tidak akan lagi sama

Kini, hari itu pun tiba

Semua teka-teki atas debaran jantungku terjawab sudah

Untuk sekarang dan selamanya

Jantung ini tidak akan berdetak sendirian

Karena kau dan aku menyatu dalam satu irama

*Kim Mi So POV*

Aku memejamkan kedua mataku, menikmati semilir angin dari jendela balkon ini. Semua terasa normal. Sinar matahari masih bersinar dengan sangat terik, awan juga masih terlihat seperti kapas yang menari di atas birunya langit luas.

“Ya! Apa yang kau lakukan di sini! Sana pergi. Tidak baik melihat pengantin perempuan sebelum pernikahan berlangsung!” terdengar suara Ahra unnie dari balik pintu.

“Kenapa aku tidak boleh melihatnya? Itu kan hanya sebuah mitos bodoh yang dipercaya oleh orang yang bodoh juga! Menyingkirlah, aku ingin melihat calon isteriku!” terdengar suara yang begitu familiar di telingaku.

“Pokoknya tidak boleh! Sudah sana pergi, sebelum aku menendangmu!” Dengan teriakan terakhir, Ahra unnie masuk ke dalam ruangan ini dan membanting pintu. Bisa kudengar suara Kyuhyun yang mengomel dari luar. Aku tersenyum melihat kelakuan kakak-beradik ini.

“Ahra unnie, apakah tadi itu Kyuhyun?” tanyaku. Perempuan itu mengangguk dan berjalan menghampiriku.

“Setan kecil itu benar-benar keras kepala. Aku tidak pernah menangani calon pengantin pria yang menyebalkan seperti dirinya.” Aku tertawa dan menggelengkan kepala. Bagiku, Cho Ahra adalah perempuan teranggun yang pernah aku temui dalam hidupku. Tapi kau tidak akan menyangka, bagaimana ia berubah jika sudah berada di dekat adiknya.

Selama beberapa saat, kami sama-sama menikmati semilir angin dan pemandangan dari atas balkon gereja ini. Ya, hari ini adalah hari pernikahanku dengan Kyuhyun. Kurang dari setengah jam lagi, aku akan berjalan menuju altar dan mengucapkan janji suci yang akan mengubah hidupku selamanya.

“Kim Mi So. Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu,” ucap Ahra unnie sambil berpaling ke arahku.

“Ada apa unnie?” tanyaku bingung.

“Apakah kau… Apakah kau benar-benar mencintai Kyuhyun dan ingin hidup bersamanya?” Aku mengernyitkan alisku atas pertanyaan Ahra unnie yang begitu mengagetkan.

“Tentu saja unnie. Aku mencintai Kyuhyun dengan segenap hatiku. Walaupun aku tidak pernah bermimpi untuk hidup bersamanya, menjadi suami-istri. Namun, Tuhan begitu baik dan memberiku kesempatan yang tak akan pernah aku sesali. Kenapa kau menanyakan hal ini, unnie?”

Seulas senyum tercetak di wajah cantiknya. Bola matanya memancarkan sinar lega. Ahra unnie menggenggam kedua tanganku. “Aku hanya ingin memastikan yang terbaik untuk adikku. Selama ini, aku mungkin bukan kakak yang baik. Tetapi, aku ingin melihat adikku bahagia. Dan satu-satunya hal yang bisa memberikan kebahagiaan untuk Cho Kyuhyun adalah kau, Mi So. Terima kasih karena telah memberikan kesempatan untuk adikku yang bodoh itu. Terima kasih karena kau menjatuhkan hatimu untuk Kyuhyun. Kali ini pilihan setan kecil itu tidak salah. Aku senang menerimamu sebagai adik iparku.”

Ahra unnie menarikku ke dalam pelukannya. Sudah kuduga sejak dulu, perempuan ini sangat menyayangi adiknya. Betapa beruntungnya Kyuhyun memiliki kakak seperti Ahra unnie. “Aku juga senang memiliki kakak ipar sepertimu. Setidaknya ada satu orang yang bisa kuandalkan jika aku lelah menghadapi kelakuan namja setan itu,” ucapku bercanda.

“Maaf, bukan maksudnya menganggu percakapan kalian, tetapi pernikahan akan segera berlangsung,” ujar appa yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

Ahra unnie memelukku sekali lagi. “Aku akan menunggumu di dalam gereja. Sampai jumpa nanti nyonya Cho,” ucap Ahra unnie sambil mengedipkan matanya dan keluar dari ruang ganti.

Sekarang tinggal aku dan ayah yang berada di dalam ruang ganti. Pria itu menghampiriku dengan senyum di bibirnya. “Kau cantik sekali hari ini. Mengingatkanku akan ibumu di saat hari pernikahan kami dulu,” ucapnya sambil mengelus pipiku.

“Eomma pasti cantik sekali waktu itu. Masih ada waktu sepuluh menit lagi. Appa, ceritakanlah kepadaku tentang pernikahan kalian dulu,” aku menepuk kursi di sampingku. Appa duduk dan mulai menerawang.

“Sudah hampir 30 tahun, tetapi perasaan itu tidak pernah hilang dari ingatanku. Pernikahan kami dilaksanakan di gereja yang lebih sederhana dari gereja ini. Tidak banyak tamu yang hadir, hanya keluarga dan beberapa teman dari kami berdua. Appa ingat, semalam sebelum hari itu tiba, mata ini tidak dapat terpejam. Rasanya ada debaran di dada yang membuatku tidak bisa tidur. Debaran itu tidak bisa hilang sampai Appa berdiri di depan altar menunggu Eomma-mu dari balik pintu gereja. Sempat terpikir apakah pernikahan ini adalah sesuatu yang benar? Apakah kami berdua bisa bahagia? Apakah Appa bisa menjaga perempuan yang begitu Appa cintai? Begitu banyak pertanyaan yang menggelayut. Tetapi semua keraguan itu hilang saat Eomma-mu melangkahkan kaki menuju altar. Appa masih ingat sorot mata penuh keyakinan yang terpancar dari bola mata indah milik Eomma-mu. Detik itu juga Appa yakin, bahwa hidupku adalah bersama dengan perempuan itu. Appa siap menerima segala konsekuensi dan segala tantangan yang menghadang. Asalkan ada perempuan itu di sisi Appa, maka semuanya akan baik-baik saja.”

Aku tersenyum saat mendengar kisah yang diceritakan oleh Appa. Jelas terasa betapa Appa sangat mencintai Eomma. Kini mata teduh pria itu menatapku dengan penuh kasih sayang. Ia menghela nafasnya dalam, “Appa tidak menyangka kalau gadis kecil milik Appa sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik. Mulai hari ini, kau bukanlah tanggung jawab Appa lagi. Akan ada lelaki luar biasa yang mampu menggantikan posisi Appa sebagai pelindungmu. Kim Mi So telah berubah menjadi nyonya Cho. Hiduplah dengan bahagia bersama Kyuhyun. Mungkin tidak mudah, tetapi ingatlah kembali bahwa kalian akan menjadi satu. Cintailah dan sayangilah suamimu dengan sepenuh hati. Jika kalian bertengkar, ingatlah kembali alasan kenapa kau mencintainya. Appa percaya bahwa kalian memang tercipta untuk bersama.”

Aku memeluk Appa dengan erat. “Bagaimana pun juga, aku akan terus menjadi gadis kecil Appa. Terima kasih untuk semuanya, terima kasih karena telah menjadi ayah terbaik untukku.”

Appa mengelus ringan pundakku. “Jangan menangis, Kim Mi So. Riasan wajahmu bisa luntur nanti,” canda Appa. Aku menghapus airmataku.

“Ayo, sekarang sudah waktunya Appa menyerahkan gadis kecil kesayangan Appa ke tangan Kyuhyun. Apakah kau sudah siap?”

Aku mengangguk, “Aku sudah siap, Appa.” Dan dengan itu pun kami keluar dari ruang ganti menuju pintu gereja. Menuju Cho Kyuhyun.

 

**************

*Author POV*

Semua tamu sudah memenuhi dan duduk manis di kursi gereja, saling berbisik dan bertanya-tanya bagaimana gaun calon pengantin wanita yang kabarnya lebih indah dari royal wedding di Inggris kemarin, atau sekedar bertukar canda tentang penampilan sang pengantin pria yang begitu tampan. Tidak heran beberapa hari terakhir ini banyak wanita meneteskan airmata karena pangeran mereka telah direbut oleh Kim Mi So. Semua orang di ruangan tersebut menanti jalannya pernikahan ini dengan jantung yang berdetak cepat. Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan detak jantung Cho Kyuhyun. Pria itu berdiri gagah di depan altar dengan tatapan yang tak terbaca, tertuju pada pintu gereja. Dari luar, Kyuhyun mungkin terlihat tenang, tapi dalam hatinya terjadi pergolakan yang luar biasa.

Hari ini akhirnya tiba juga. Penantian selama tujuh tahun akan berakhir di tempat ini. Deng! Deng! Lonceng tua di gereja itu berbunyi, menandakan bahwa pengantin perempuan telah siap di balik pintu. Ruangan yang tadinya ramai kini mendadak menjadi senyap. Semua mata tertuju pada pintu gereja. Kyuhyun menegakkan badannya saat pintu besar tersebut terbuka sedikit demi sedikit. Terdengar decakan kagum dari para tamu saat sang pengantin wanita muncul bersama sang ayah. Kyuhyun bahkan tak sempat bernafas, melihat sosok Kim Mi So yang berdiri di depannya. Pria itu sudah melihat Mi So di dalam balutan gaun pengantin itu, tapi kini sosok gadis itu terlihat lebih anggun dan bersinar.

Kim Mi So yang sedari tadi menundukkan kepalanya, kini menatap Kyuhyun. Bola mata coklat hazel itu tercengang tak berdaya saat melihat prianya berdiri di depan altar dengan luar biasa tampan.

kyuhyun in damn white suit 3

Jas putih yang melekat di tubuh Kyuhyun serasi dengan gaunnya, melekat dengan pas di tubuh pria itu. Predikat malaikat kegelapan seakan terhapus dan digantikan dengan sosok malaikat.

Mi So dan ayahnya berjalan dengan pelan diiringi alunan lembut dari grand piano. Mata Kyuhyun tidak dapat berpaling sedikitpun dari wajah wanitanya, membuat pipi Kim Mi So bersemu merah. Dari sudut matanya, Mi So dapat melihat Kibum oppa dan member SJ lainnya yang sedang menatapnya dengan penuh haru, bahkan sepertinya Sungmin dan Ryeowook menitikkan airmata saat melihat si setan kecil akan menikah mendahului mereka berdua.

Kini Kim Mi So telah sampai di depan altar, berhadapan dengan calon suaminya. Ayahnya memberikan tangan gadis itu kepada Kyuhyun. “Aku serahkan gadis kecilku ke dalam tanganmu. Jangan pernah kecewakan aku Cho Kyuhyun,” ucap pria tua tersebut sambil tersenyum ke arah Kim Mi So.

“Tenang saja Ayah. Aku tidak akan mengingkari janjiku,” ucap Kyuhyun penuh kepastian. Mi So menatap Kyuhyun curiga.

“Kau berjanji apa kepada ayahku?” bisik gadis itu. Kyuhyun hanya menyunggingkan senyum misteriusnya tanpa menjawab pertanyaan Mi So.

Upacara pernikahan berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Tibalah saat mengikrarkan janji suci. “Calon pengantin pria dan calon penganti wanita silahkan berhadapan dan ucapkan ikrar suci di hadapan Bapa di surga,” ucap sang pendeta.

Jatung Mi So berdegup sangat cepat. Inilah momen terpenting hari ini, jangan sampai dia mempermalukan dirinya lagi. Naskah janji pernikahan sudah dihafalnya tadi malam, semoga saja dia dapat mengucapkannya dengan benar dan tidak terbata-bata. Kyuhyun yang melihat raut gelisah dalam wajah Mi So tersenyum geli. Digenggamnya tangan Mi So dengan erat, seakan menenangkan gadis itu.

“Aku, Cho Kyuhyun, menerima Kim Mi So sebagai isteriku. Dengan segala kekurangan yang kau miliki. Aku akan dengan sabar mengajarimu bermain psp walau kau tidak mungkin bisa mengalahkanku. Aku akan memberikanmu resep masakanku, walaupun aku tidak yakin kau tidak akan meledakkan dapurku,” terdengar dengungan tawa dari para tamu. “Aku akan menggendongmu saat kau kelelahan karena tersesat di rumahku. Aku akan mendengarkan setiap kata dari bibirmu tentang betapa kau menyukai dewa-dewi Yunani, karena pada saat itu matamu berbinar dengan indahnya dan aku tidak akan pernah lelah untuk menatapnya. Aku akan merapikan rambutmu saat kau tidur, mengingat bahwa kau adalah monster tidur, dan menatap wajah malaikat milikmu setiap malam. Aku tidak akan berhenti mengganggumu karena itu adalah pekerjaan yang menyenangkan dan Mi So, aku tidak bisa menjanjikan kehidupan yang sempurna untukmu. Mungkin banyak rintangan di dalam kehidupan kita nanti. Tetapi  satu hal yang bisa kau pastikan bahwa jantung ini hanya berdetak untukmu. Cukup dengan kau bernafas, maka aku akan hidup. Tidak perlu takut karena aku akan menjagamu dengan segenap kekuatanku. Menghabiskan hidup denganmu dan menjadi tua bersamamu adalah hal yang aku nantikan. Jangan pernah pergi dariku, Kim Mi So.”

Gadis itu menatap Kyuhyun tidak percaya. Pria itu dengan seenaknya mengganti janji suci dan membuatnya terharu dengan kata-kata tadi. Kyuhyun mengeluarkan seringainya. Mi So membalas senyum itu, karena kini dia tahu apa yang harus dikatakan.

“Aku, Kim Mi So, menerima Cho Kyuhyun sebagai suamiku. Dengan segala tingkah lakumu yang menyebalkan. Aku tidak akan segan-segan memukulmu jika kau menyetir di atas kecepatan manusia normal. Aku akan memilihkan dasi yang pas untukmu setiap pagi, karena selama ini seleramu jelek sekali. Aku akan menemanimu bermain bola karena kau terlihat tampan luar biasa jika bertemu dengan benda bundar itu di lapangan. Dan aku tahu kau tidak akan berhenti menggangguku, tetapi aku ingin menghabiskan setiap waktu yang menyebalkan itu hanya bersamamu. Aku tidak bisa meyakinkanmu dengan kehidupan yang menyenangkan. Satu yang harus kau tahu, aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana. Aku siap menjadi tempat sandaranmu di saat kau kelelahan. Aku siap menjadi telingamu saat tidak ada lagi orang yang mau mendengarmu. Aku mempercayaimu dengan segenap hatiku. Karena aku tahu kau mencintaiku sebesar aku mencintaimu. Jangan pernah lepaskan aku, Cho Kyuhyun.”

Semua tamu melihat pasangan tersebut dengan mata berkaca-kaca. Mungkin janji pernikahan tadi adakah janji teraneh di seluruh dunia, tapi itulah yang membuat pasangan ini begitu spesial. Kini sebagai simbol ikatan pernikahan, Kyuhyun dan Mi So akan bertukar cincin pernikahan.

Kyuhyun dengan cepat memasukkan cincin di tangannya ke jari manis Kim Mi So. Saat bergantian, gadis itu menggenggam tangan Kyuhyun. “Hati-hati jangan sampai cincin itu jatuh lagi seperti saat pertunangan kita dulu,” ejek Kyuhyun. Mi So mengerucutkan bibirnya dan memakaikan cincin tersebut dengan hati-hati.

“Sekarang kalian berdua telah sah menjadi pasangan suami istri. Apa yang telah dipersatukan oleh Tuhan tidak akan bisa dipisahkan oleh manusia. Kyuhyun, kau boleh mencium isterimu.” Mi So membelalakkan matanya. Member SJ langsung saja bersorak gembira, membuat kedua pipi gadis itu memanas.

“Kenapa wajahmu seperti itu? Bukankah aku sudah menciummu berkali-kali dan kau selalu menikmatinya?” goda Kyuhyun dengan seringai menyebalkan. Mi So memukul dada Kyuhyun kesal, di hari pernikahannya saja pria itu tetap berkelakuan seperti pangeran iblis. Kyuhyun mendekatkan wajahnya dan mengeliminasi jarak di antara mereka berdua. Mi So memejamkan matanya dengan detak jantung yang bertalu-talu di dadanya. Namun sedetik kemudian alangkah kaget gadis itu saat merasakan bibir Kyuhyun mendarat di keningnya.

“Aku tidak ingin menyajikan tontonan untuk mereka. Cukup di kening saja, karena aku menyimpan yang terbaik untuk nanti malam,” ucapnya setelah melepaskan ciuman tersebut. Hingar bingar dan tepuk tangan terdengar memenuhi gereja tersebut. Kyuhyun dan Mi So melambaikan tangan mereka dan melempar senyum bahagia kepada para keluarga dan teman. Mulai detik ini perjalanan cinta mereka baru saja akan dimulai.

 

************

 

Resepsi pernikahan mereka akan dilaksanakan malam ini di halaman rumah Cho Kyuhyun. Untuk apa menyewa gedung jika rumahnya saja sudah lebih besar daripada bangunan-bangunan lain di Korea Selatan. Resepsi pernikahan malam ini merupakan pesta terbesar yang diadakan tahun ini. Dilihat dari para tamu yang merupakan orang penting di Asia, bahkan dunia. Relasi keluarga Cho memang luar biasa. Hadir juga teman-teman Kyuhyun dan Mi So, baik teman kuliah, maupun teman di sekolah dulu.

Tema resepsi pernikahan mereka adalah pesta kebun. Dekorasi malam ini didominasi oleh lampu-lampu dan lilin yang bersinar dengan indahnya, serta meja dan kursi yang diatur dengan elegan.

aug_1_019_large large-18 wedding decoration

Belum lagi kue pengantin yang berdiri dengan megahnya di tengah-tengah taman.

large-26

Sungguh pesta pernikahan yang diidamkan oleh semua orang.

Namun, Mi So tidak mementingkan hal tersebut. Bagi dia pesta ini begitu berlebihan, berkali-kali dirinya memandang Kyuhyun dengan sebal karena sudah menghamburkan uang untuk berjalannya resepsi mereka malam ini. “Berhenti menatapku seakan kau mau membunuhku, Cho Mi So. Aku tetap tidak akan merubah pesta malam ini. Aku hanya satu kali menikah dalam hidupku, apa salah jika aku menginginkan yang terbaik?” tanya Kyuhyun sambil menatap gadisnya yang sedang ditata rambutnya oleh Ahra.

“Tidak salah Kyuhyun-ah. Tapi menurutku ini sangat berlebihan. Uang yang kau keluarkan untuk memesan kue pengantin super besar itu bisa kau sumbangkan untuk seluruh panti asuhan di Korea Selatan,” ujar Mi So.

Kyuhyun tersenyum penuh kemenangan, “Aku sudah tahu kau akan mengatakan hal itu. Tenang saja, seluruh panti asuhan di Korea Selatan sedang makan enak dan merayakan hari pernikahan kita Cho Mi So.” Gadis itu memalingkan wajahnya ke arah Kyuhyun.

“Benarkah?” pria itu menganggukkan kepalanya. Mi So tersenyum lembut, tahu bahwa dia menikahi pria yang tepat.

“Sudah selesai! Sekarang kau tinggal memakai gaunmu. Dan Cho Kyuhyun, lebih baik kau juga bersiap karena sebentar lagi acara sudah dimulai,” ucap Ahra sambil menunjuk adiknya yang masih tiduran di kasur.

“Aku ingin di sini lebih lama. Kau bisa berganti tanpa memperdulikanku, Cho Mi So.” Gadis itu menggelengkan kepalanya.

“Cepat keluar Cho Kyuhyun!” ucapnya sambil menarik lengan pria itu supaya bangkit dari tempat tidur.

“Tidak mau. Lagipula nanti malam aku bisa mellihat seluruh tubuhmu. Apa bedanya dengan sekarang, Cho Mi So?”

“Sejak kapan kau berubah menjadi mesum seperti ini? Cepat keluar dari sini. Atau kau ingin mati di hari pernikahan kita? Lagipula berhenti memanggil namaku seperti itu. Kau menyebutkan nama lengkapku di setiap kalimat yang kau ucapkan sedari tadi.”

Kyuhyun tersenyum miring dan menarik wajah gadis itu mendekat. “Cho Mi So. Terdengar indah, bukan? Rasanya aku tidak ingin berhenti mengucapkan nama itu.” Kyuhyun memajukan wajahnya dan mengecup pipi Mi So cepat, sebelum keluar dari kamar.

 

************

            Pesta malam ini berjalan dengan hangat. Kyuhyun dan Mi So berjalan menghampiri para tamu satu persatu. Lagi-lagi para tamu dibuat terpukau oleh pasangan tersebut. Tidak usah ditanya, Kyuhyun akan selalu terlihat tampan apalagi dalam balutan tuxedo hitam.

mr.wink

Sedangkan Mi So sangat memukau dengan gaun berwarna coklat yang sangat indah dan elegan buatan tangan dingin kakak iparnya.

vera-wang-2012-black-wedding-dress (abaikan perempuan di atas. Hanya gaunnya yang mencerminkan Mi So 🙂 )

Kyuhyun mengenalkan pengantinnya kepada rekan kerja dan orang-orang penting lainnya. Mi So terkagum berkali-kali melihat seorang Kyuhyun yang profesional saat berbicara dengan orang-orang itu.

“Wah, kau terlihat berbeda malam ini. Apakah kau selalu terlihat professional seperti ini jika di perusahaan?” ujar Mi So sembari mengejek. Kyuhyun hanya menyunggingkan senyum miringnya.

“Kenapa? Apa aku terlihat lebih tampan?” balasnya. Mi So mengerucutkan bibirnya dan menyikut pria itu walaupun dalam hatinya dia tidak menyanggah perkataan Kyuhyun barusan.

“Mi So-ah!” Teriakan seorang wanita mengejutkan Kyuhyun dan Mi So. Gadis itu membelalakkan matanya saat melihat dari siapa suara itu berasal.

“KANG YUNG MI!” Teriaknya sambil berlari menuju sahabatnya waktu di sekolah dulu. Keduanya berpelukan sambil melonjak kegirangan. Mereka berdua terlarut dalam kegembiraan sampai tidak memperhatikan bahwa para tamu memandang mereka dengan tatapan heran.

“Sudah lama sekali. Hampir tujuh tahun aku tidak bertemu denganmu. Ya! Kenapa kau tidak pernah pulang ke Korea. Aku sangat merindukanmu!” ucap Mi So sambil memeluk Yung Mi.

“Aku juga sangat merindukanmu! Aigoo, aku tidak menyangka kau akhirnya menikah dengan namja setan itu. Lihat dirimu, kau cantik sekali Mi So-ah.”

“Kau juga cantik sekali malam ini. Oh iya, kau bersama siapa malam ini? Apakah tidak ada laki-laki Inggris tampan yang mencuri hatimu?” tanya Mi So.

“Sayang sekali, tapi hati gadis ini telah dicuri oleh laki-laki Korea, namun kau boleh senang karena tebakanmu benar, aku memang tampan,” ucap seorang laki-laki yang tengah melingkarkan tangannya di pinggang Yung Mi.

Mi So terlonjak kaget dengan pemandangan di hadapannya. “Apa maksudmu Lee Hyukjae? Ya! Apa kalian berpacaran?” tanya gadis itu dengan tatapan horror. Kyuhyun merangkul isterinya dan tertawa karena ekspresi jelek gadis itu.

“Mereka tidak pacaran, Cho Mi So. Lebih tepatnya bertunangan. Apa kau sama sekali tidak tahu?” tanya Kyuhyun. Mi So menggelengkan kepalanya cepat.

“Daebak. Aku kira kau sangat membenci monyet jelek ini,” ujar Mi So tidak percaya.

“Ceritanya panjang Mi So-ah. Tapi aku punya banyak waktu untuk menceritakannya, karena aku akan tinggal kembali di Korea.” Mi So tersenyum lembut.

“Kita harus jalan-jalan bertiga. Kau, aku, dan Jihye,” ucap Mi So sambil menunjuk seorang gadis yang sedang mengobrol dengan kakaknya.

Ting! Ting! Dentingan sendok dan gelas menyita perhatian semua orang. “Selamat malam, maaf menyita waktu kalian sebentar. Sekarang adalah waktunya untuk pasangan pengantin melakukan dansa pertama mereka. Cho Kyuhyun dan Cho Mi So, the floor is yours,” ucap Ahra.

“Tunggu dulu! Aku tidak bisa berdansa. Tidak dengan sepatu berhak 10 cm ini!” teriak Mi So. Dengan cepat Kyuhyun menggenggam lengan isterinya.

“Tenang saja. Ada aku di sini.” Kyuhyun menarik Mi So ke tengah-tengah taman. Semua lampu telah dipadamkan, hanya menyisakan satu lampu spotlight untuk menyorot pasangan tersebut. Alunan lagu “never felt this way” milik Brian McKnight mengalir lembut dan membangkitkan suasana romantis di tempat itu.

Kyuhyun melingkarkan kedua tangannya di pinggang gadis itu, menariknya mendekat. “Aku tidak pernah tahu kau bisa berdansa,” ujar Mi So dengan tatapan kagum.

“Aku tidak pernah bilang aku bisa berdansa,” balas Kyuhyun. Gadis itu membulatkan matanya.

“Hei! Aku kira kau bisa berdansa. Astaga, semoga kita tidak mempermalukan diri di depan orang banyak.” Kyuhyun tersenyum mendengar ucapan isterinya.

“Ikuti saja langkahku dan aku tidak akan pernah membuatmu terjatuh.” Detik itu terasa berjalan dengan sangat lambat. Keduanya seakan memiliki dunia sendiri. Berdansa bersama, melemparkan senyum yang sama, dan jantung yang berdetak seirama. Inilah yang disebut kesempurnaan hidup, ketika orang yang kau cintai berada di genggaman tanganmu. Saat kau dapat memastikan bahwa dia aman di dalam rengkuhanmu.

“Gadis bodoh, aku serius dengan ucapanku di gereja tadi. Jangan pernah pergi dariku. Mungkin terdengar gila dan menjijikan, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika hidup tanpamu di dunia ini,” ucap Kyuhyun sambil menyatukan kening mereka berdua. Satu-persatu para pasangan memenuhi lantai dansa, berbagi romansa bersama sang pengantin.

 

*********

Tibalah di akhir acara resepsi pernikahan. “Cho Kyuhyun, sekarang sudah waktunya kau membawa isterimu keluar dari tempat ini,” ucap Ahra dari atas panggung. Mi So mengerutkan keningnya bingung.

“Ahra unnie, apa kau baru saja mengusirku dari acara resepsi pernikahanku sendiri?” teriak Mi So yang disusul oleh tawa para tamu.

“Tentu saja aku tidak mengusirmu, tapi sekarang sudah waktunya kalian pergi ke bandara supaya tidak terlambat naik pesawat.”

“Bandara? Pesawat? Aku tidak mengerti?” tanya Mi So.

“Silahkan minta penjelasan kepada suamimu. Tapi jangan lama-lama kalian bisa tertinggal pesawat,” teriak Ahra kembali.

Mi So mengalihkan pandangannya kepada Kyuhyun.”Kau tidak membuat rencana yang aneh-aneh lagi kan, Cho Kyuhyun?” tanyanya setengah mengancam.

“Kita akan berangkat ke Yunani, malam ini juga. Bukankah itu impianmu?” Gadis itu membulatkan matanya. Yunani? Negara yang berada di urutan teratas daftar favoritnya. Kyuhyun benar-benar menyeramkan. Pria itu selalu tahu apa saja yang diinginkan oleh gadis itu.

“Benarkah? Tapi aku belum menyiapkan barang-barang untuk berangkat kesana.”

Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya, “Kau seperti tidak tahu aku saja. Semua barang milik kita sudah siap di bagasi mobil. Tinggal berganti pakaian dan kita berangkat.”

Setelah berganti pakaian, pasangan tersebut mengucapkan salam perpisahan kepada keluarga dan melaju dengan mobil menuju bandara.

“Aku tidak menyangka benar-benar menikah denganmu,” ucap Mi So memecah keheningan.

“Aku juga tidak menyangka akan menghabiskan seluruh hidupku bersama monster tidur pemarah sepertimu.”

“YA! Cho Kyuhyun, kau benar-benar ingin mati ya?” teriak Mi So sambil mencubit pria di sampingnya dengan gemas.

“Tentu saja tidak. Aku ingin hidup lebih lama denganmu, kita kan baru saja resmi menjadi suami isteri,” ucap Kyuhyun sambil memeluk Mi So. Untung saja kursi belakang limosin itu tidak terlihat dari kursi sopir karena kaca penghalang, kalau tidak Mi So akan sangat malu karena mengumbar kemesraan seperti ini.

“Dengarkan baik-baik karena aku tidak akan mengulang perkataan ini. Aku mencintaimu Cho Mi So. Dan kau tidak akan kuizinkan pergi dari kehidupanku. Tempatmu adalah di sisiku, di dalam pelukanku. Anggap saja ini sebuah penjara yang tidak berpintu. Kau terjebak seumur hidupmu bersamaku. Jadi jangan sia-siakan waktumu untuk berpikir meloloskan diri dariku. Kau mengerti?” ucap pria itu dengan wajah serius.

“Aku mengerti tuan Cho,” ujar Mi So sambil tertawa. Tanpa diberitahu pun gadis itu tidak akan pergi dari Cho Kyuhyun. Untuk apa menciptakan sebuah neraka jika dirinya sudah berada di surga?

“Oh iya, apa kau ingat beberapa tahun lalu saat kita berada di taman dandelion?’ ucap pria itu. Mi So mengerutkan keningnya, mencoba mengingat sesuatu.

“Aku ingat. Memangnya kenapa?” tanya gadis itu.

Kyuhyun tersenyum lembut. “Tidak apa-apa. Aku tidak menyangka bahwa permintaanku saat itu terkabul.”

“Memangnya permintaanmu apa?” Tanya Mi So penasaran.

Sudah begitu lama kejadian itu tapi bagi Kyuhyun semuanya seakan berlalu hari kemarin“Kau tidak perlu tahu. Lagipula…” Kyuhyun mengeluarkan smirk setan kebanggaannya.

“Apa yang ada di pikiranmu Cho Kyuhyun?” ujar Mi So setelah melihat perubahan raut pria itu menjadi menyeramkan.

“Bagaimana kalau aku menyerangmu di sini? Sepertinya perjalanan menuju Yunani akan memakan waktu lama dan aku tidak akan mempunyai kesabaran sebesar itu,” godanya seraya mengeratkan pelukan di tubuh gadis itu.

“YA! DASAR SETAN MESUM! LEPASKAN A..”Bibir Kyuhyun sudah lebih dulu melumat bibir gadis itu, meredam teriakan Kim Mi So. Sebuah ciuman yang dalam dan lebih lama dari sebelumnya, meledakkan cinta mereka yang tertahan selama ini. Kini, keduanya tenggelam di dalam kubangan cinta. Memejamkan mata tapi enggan untuk tidur, karena kali ini realita terlihat lebih menyenangkan daripada mimpi.

 

“Maafkan aku yang begitu egois. Aku sangat membutuhkan gadis ini. Dia adalah hidupku. Buatlah dia terikat selamanya denganku dan terus berada di sampingku. Sesederhana itu.”

 

TAMAT

Sedih untuk mengatakan ini, tapi akhirnya fanfic ini SUDAH SELESAI!!! Terima kasih untuk semua pembaca yang sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca kisah Kyuso. Terima kasih juga karena sudah mau menunggu Vania yang kalau update cerita lamanya minta ampun hehehe.

Semoga kalian puas dengan cerita ini dan sampai jumpa di fanfic-fanfic berikutnya

ps: untuk yang penasaran sama permintaan kyuhyun di taman dandelion 7 tahun yang lalu, silahkan di bold ruangan kosong di atas tulisan “tamat” di atas 🙂

LOVE!!!

Annyeong 🙂

kissing kyu

21 thoughts on “(KyuSo moment) You’re My Sunflower – Chapter 9 END [Sequel of “My Dandelion”]

  1. Waahhh panjang juga ya… Kyuhyun rOmantis bgt ke Mi So. Penantian mrka akhir terbayarkan. Mau lihat versi honeymoon mrka heheh. Klo bisa ceritanya mrka jgn ditamatin, sequelnya dibuat per oneshoot dgn judul yg beda juga tp ttg married life mrka. Good job

  2. AAAAAAAAA
    Akhirnya selesai dengan begitu manisnya
    demi kolor eh demi apa ini keren
    akhirnya mereka bersama
    dan aku aaaah permintaan Kyu pas di taman dandelion ituuuuuu neomu kyaaaaaaa ><
    aaaah ayo bikin lagi chingu

    per scene gtu
    mau cerita pas mereka punya Baby Cho puhahahahaha

    iiiiiiihhhhh garden party tu jeongmal daebak
    iiih pernikahan siapa lah tu ya

    PERFECT !!!!!

    Kyaaaaa aku gak bisa berhenti menjerit
    ih ih ih Kyu mesuuum
    mau nyerang mi so padahal masih di mobil wohoooiiiiii Choooo

    Aaaaaa

    chinguuuu
    fighting eoh ^^

  3. Huwaaaaaaa Kyu romantis banget! Aku nge-fly bacanya 😀
    padahal dulu mereka udah kayak musuh bebuyutan yang selalu aja gak bisa akur, tapi…malah sekarang mereka bisa bersatu. Ah, itulah yang nama-nya the power of love,kekeke 😀

    Akhirnya mereka bisa menjadi pasangan suami istri,ya? Gak sia-sia penantian Kyuhyun dan Mi So selama tujuh tahun, dan akhirnya mereka bisa bersatu lagi 🙂
    Dan btw, Mi So beruntung banget ya punya suami yang kaya raya macam Cho Kyuhyun, lihat aja pernikahan-nya mewah kayak gitu 😮 😀 . Ah, tapi aku suka banget sama tema pernikahan mereka authornim, mewah dan terlihat elegan,hahaa. Beruntung banget deh pokoknya Mi So, tapi…lebih dari itu, Mi So beruntung karena dicintai mati-matian oleh Cho Kyuhyun! Aaaaaaa Sweet banget 😀
    Tapi, Kyu juga beruntung deh punya istri kayak Mi So, pokoknya mereka sama-sama beruntung…

    Tapi, ngomong-ngomong boleh dong dibuatin sequel lagi? Ceritain waktu mereka honeymoon dan Marriage-Life nya dong authornim?
    *puppy eyes* :p
    pengen tahu gimana kehidupan mereka setelah menikah,kekeke pasti seru banget 😀

    Authornim…buat SEQUEL-nya yaa. Annyeong 🙂

  4. WOW bingit thor..DAEBAK pokoknya..lama bgd aq nunggu kelanjutanya tpi puas bgd pas udah baca fanfic ini,,bagus bgd thor berasa nontn dramkor aja,sampe gak bisa bilang apa2 saking bgusnya^^kekeke..kalo aq produser film,bakalan aq filmkan maha karya cetar membahana membabibuta ini thor,xD
    bisa dibilang aq followernya semua karya fanfic author..cz smua fanfic author cadaz bgd,kreatif,kalimat2 romantisnya ngambil dri mana si thor,,pkknya cerdas deh authornya..pengen deh otaknya kaya author,,encer^=^

    ditnggu sequelnya nde thor dan juga ditunggu juga karya2 terbaru jedar mengelegar fanfic author nde,hwaiting^0^

  5. Wah.. Walau pun aku baru tau ff ini.. Aku salut sama author.. Daebaaak.. 😀 aku baca mulai semalam sore dari part 1 my dandelion nyambung sampe my sunflower…. Siap hari ni.. Haha.. 13 chapter yg memukau..

  6. akhirnyaaaaaa taman juga ni ff udah hampir set taun ga mgepost tiap minggu dicek ga ada mulu sampe sebel ga dicek deh eh kemaren cek dan ternyata sudah adaaaaa yeyeyeye seneng banget deh. mewek waktu kyu bilang dia lelah aku greget sendiri sama mi so yang ga sadar sadar. tapi akhirnya happy end seneng bangeeet deh ayo thor bikin ff yang keren kaya gini lagi semangat (^,^)9

  7. Kyaaaaaaaaaaaaaaa ini ff ter’daebak
    aisshhh sampe ini mata di buat kriting’
    kocak bikin ketawa enggak ada remnya
    hufftttt ada sesi sadnya juga
    babonya aku juga bisa nangis
    sampe2 diledekin sama eonnieku gra2 abis ktwa2
    tiba2 nangis
    waktu bagian kyuhyun oppa taw kalau Mi So ngilangin tu kalung dandelion
    yang di kasih kyuhyun’……………………. huaaaa
    😦
    itu bagian tersedih, feelnya dapeeett banget
    thor ini coment ak rengkep dri part 1 dandelion smpe sequelnya
    mianhae enggk bisa ninggalin coment satu2
    aku bener2 ter hipnotis sama ff kamu smpai2 enggk smpet ngluangin buat nulis komentar
    bawaanya itu lagi-lagi dan lagiiiiii (?)
    *kebangetan q’ #nyengir gaje’
    ahhhhh satu kata lagi “KARYAMU is THE BEST”
    kliatannya komentnya udah sepanjang kereta malam *LOL
    aku tunggu karyamu di lain waktu thor
    #See you’ 🙂 *bungkukin badan *lambai2
    #abaikan :p

  8. Gga sangka dah di publish,, ya ampunn kyuso itu bener” couple yg menakjubkan..thorr buat yg hyukie yungmi gimana?? Adakah ff u/ mereka?? Mauu!!

  9. wah..part ini bnyk yg sweet..apalagi pas dtaman dandelion..kayanya indah bgt pemandangannya..happy ending pula..kereeen..

Leave a reply to Henif Daru Utami Cancel reply